Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Pertamina Uji Coba Produksi Bioavtur dari Minyak Jelantah pada 2025
Selasa, 18 Maret 2025 15:47 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), subholding Refining and Petrochemical Pertamina, akan memulai uji coba produksi bioavtur berbahan baku minyak jelantah (used cooking oil) pada kuartal II 2025.
Uji coba ini akan dilakukan di Kilang Cilacap, Jawa Tengah, dengan target produksi awal sebesar 9.000 barel per hari.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya Pertamina dalam mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan untuk sektor penerbangan.
Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman menyebutkan bahwa produksi bioavtur ini dapat menjadi solusi bagi maskapai penerbangan dalam memenuhi standar energi bersih.
"Kilang Cilacap bisa memproses used cooking oil sebanyak 9.000 barel per hari," ujar Taufik dalam diskusi bersama media di Jakarta, Senin (17/3).
Bahan Baku Produksi bioavtur ini akan menggunakan metode coprocessing, dengan campuran minyak jelantah sebanyak 3 persen dalam setiap produksi harian.
Baca juga : Ini Lho Penyebab Harga Minyak Mentah Indonesia Turun Di Februari 2025
Artinya, untuk memproduksi 9.000 barel avtur, dibutuhkan sekitar 270 barel minyak jelantah.
KPI telah menyiapkan kerja sama dengan berbagai kolektor minyak jelantah guna memastikan ketersediaan bahan baku.
Selain itu, KPI juga menjalin sinergi dengan Pertamina Patra Niaga untuk memperoleh pasokan yang stabil.
Pertamina menargetkan bioavtur ini dapat memenuhi kebutuhan penerbangan internasional yang sudah menerapkan kebijakan bahan bakar ramah lingkungan.
Negara seperti Singapura dan Malaysia telah mewajibkan maskapai untuk menggunakan minimal 1 persen bahan bakar berkelanjutan dalam operasionalnya.
Dengan produksi bioavtur ini, maskapai yang transit di Indonesia dapat mengisi ulang bahan bakar sesuai regulasi yang berlaku di negara tujuan.
Pengujian Sebelum Implementasi
Baca juga : PHE Bukukan Produksi Minyak 553,67 Ribu Barel Per Hari pada Januari 2025
Sebelum digunakan secara luas, bioavtur berbahan minyak jelantah ini akan melalui berbagai tahap uji coba, termasuk uji statis dan uji terbang untuk memastikan kualitas serta performanya.
Pada tahap awal, Pelita Air akan menjadi maskapai pertama yang menggunakan bioavtur ini.
Sebelumnya, uji coba serupa telah dilakukan dengan campuran 2,4 persen menggunakan bahan baku refined bleached deodorized palm kernel oil (RBDPKO).
Kilang Cilacap akan menjadi lokasi pertama produksi bioavtur berbasis minyak jelantah.
Jika ekosistem bisnisnya berjalan secara berkelanjutan, Kilang Plaju dan Kilang Dumai juga dapat menjadi opsi untuk memproduksi bahan bakar serupa.
Dengan tambahan fasilitas ini, kapasitas produksi bioavtur di Indonesia diharapkan dapat meningkat secara signifikan.
Dukungan Terhadap Transisi Energi Hijau
Baca juga : Catat! Pertamina Rutin Uji Produk BBM, Bukan Karena Ada Kasus Minyak Mentah
Dalam proyek ini, tidak diperlukan banyak investasi baru karena proses produksi memanfaatkan teknologi coprocessing yang sudah ada.
“Skema kemitraan strategis dengan kolektor minyak jelantah dan pelaku pasar sedang dijajaki untuk mendukung kelangsungan proyek ini,” tambah Taufik.
Pengembangan bioavtur ini sejalan dengan target pemerintah dalam mendorong transisi energi hijau di sektor transportasi udara.
Produksi bahan bakar berkelanjutan juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan meningkatkan daya saing industri aviasi nasional di kancah global.
Dengan uji coba produksi yang dimulai pada kuartal II 2025, KPI optimistis bioavtur dari minyak jelantah akan menjadi alternatif bahan bakar pesawat yang lebih ramah lingkungan.
Langkah ini juga menjadi bukti komitmen Pertamina dalam mendukung keberlanjutan energi dan inovasi di industri penerbangan Indonesia.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya