Dark/Light Mode

Menkeu Tetapkan Defisit APBN 2021 Capai 4,17%

Selasa, 12 Mei 2020 17:50 WIB
Sri Mlulyani
Sri Mlulyani

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah mematok proyeksi defisit fiskal dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2021 sebesar 3,21-4,17 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk pemulihan ekonomi nasional.

“Kebijakan makro fiskal dirumuskan sebagai kebijakan fiskal ekspansif konsolidatif,” kata Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati ketika memaparkan kerangka ekonomi makro dan pokok kebijakan fiskal dalam Sidang Paripurna DPR di Jakarta, Selasa, (12/05).

Menurut Sri Mulyani, besaran pembiayaan defisit di atas tiga persen ini mengacu kepada Perppu Nomor 1 tahun 2020 agar proses pemulihan berjalan secara bertahap dan tidak mengalami hard landing yang berpotensi memberikan guncangan bagi perekonomian.

Baca juga : Menlu Retno Jelaskan Kronologi Perkara 46 ABK WNI di Kapal China

Alasannya, lanjut Menkeu, karena kebijakan fiskal menjadi instrumen yang strategis dan vital dalam proses pemulihan ekonomi. Sementara itu, rasio utang diproyeksi berada dalam kisaran 36,67 sampai 37,97 persen terhadap PDB.

Sri Mulyani mengatakan, pembiayaan dilakukan secara terukur dan berhati-hati dengan terus menjaga sumber-sumber pembiayaan yang berkelanjutan agar rasio utang terjaga dalam batas aman.

Pemerintah, kata dia, terus mendorong peran swasta dalam pembiayaan pembangunan melalui kerangka Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), termasuk mendorong penerbitan instrumen pembiayaan kreatif lainnya.

Baca juga : Kemenkeu Waswas Defisit APBN Tembus 12,2 Triliun

Sri Mulyani mengatakan,  kebijakan pembiayaan tahun 2021 diarahkan untuk mendukung countercyclical stabilisasi ekonomi.

Berbagai langkah akan dilakukan yakni peningkatan akses pembiayaan bagi UMKM, ultra mikro (UMi) dan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Kemudian pendalaman pasar, efisiensi biaya pinjaman dan efektivitas quasi fiskal untuk akselerasi daya saing dan peningkatan ekspor.

Selain itu, kata dia, memberikan dukungan restrukturisasi BUMN, penguatan badan layanan umum (BLU) dan dana abadi atau Sovereign Wealth Fund untuk mendukung pemulihan ekonomi dan akselerasi pembangunan. [KPJ]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.