Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tembus Rp 5.603 Triliun

BI: Posisi Utang Luar Negeri Masih Sehat Dan Terkendali

Selasa, 16 Juni 2020 08:06 WIB
Ilustrasi Gedung Bank Indonesia (BI). (Foto: Istimewa)
Ilustrasi Gedung Bank Indonesia (BI). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bank Indonesia mencatat posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir April 2020 sebesar 400,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp 5.603 triliun (kurs Rp 14.000). Jumlah itu tumbuh 2,9 persen dibandingkan periode Maret 2020 sebesar 0,6 persen.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko mengatakan, meski ada kenaikan namun po sisi struktur ULN masih sehat dan terkendali. “ULN tumbuh 2,9 persen, lebih tinggi dibandingkan per tumbuhan Maret 2020 sebesar 0,6 persen, karena ada pening katan utang luar negeri publik,” kata Onny dalam keterangan tertulis BI, kemarin.

Baca juga : Utang Luar Negeri Naik, Tapi Masih Aman Terkendali

Diterangkannya lebih rinci, ULN 400,2 miliar dolar AS tersebut, mencakup utang publik 192,4 miliar dolar aS dan utang swasta 207,8 miliar dolar AS. ULN publik yang mencakup pemerintah dan bank sentral mengalami peningkatan, terutama utang pemerintah yang ter catat 189,7 miliar dolar AS atau tumbuh 1,6 persen.

Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh arus modal masuk pada Surat Berharga Negara (SBN) dan penerbitan Global Bonds pemerintah sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan pembiayaan. “ULN pemerintah ini antara lain mencakup jasa kesehatan dan kegiatan sosial hingga 23,3 persen. Konstruksi 16,4 persen dan jasa pendidikan 16,2 persen,” ujar Onny.

Baca juga : Yang Nggak Pake Masker Siap-Siap Dikenai Sanksi

Selain itu, jasa keuangan dan asuransi mencapai 12,8 persen dan administrasi pemerintah, pertahanan, serta jaminan sosial wajib 11,6 persen. “Sementara ULN swasta yang mencakup BUMN justru melam bat atau hanya tumbuh 4,2 persen karena adanya kontraksi pertumbuhan utang lembaga keuangan,” katanya lagi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.