Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Neraca Perdagangan Surplus, Rupiah Joss Lagi

Selasa, 16 Juni 2020 09:49 WIB
Ilustrasi dolar dan rupiah. (Foto: ist)
Ilustrasi dolar dan rupiah. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Selasa (16/6) pagi, nilai tukar rupiah dibuka menguat ke level Rp 14.068 per dolar Amerika Serikat (AS) menguat 47 poin atau 0,34 persen dibanding penutupan kemarin di level Rp 14.115 per dolar AS. Potensi penguatan rupiah terhadap dolar hari ini diperkirakan masih akan berlanjut. 

Menguatnya rupiah hari ini juga tak sendiri. Sejumlah mata uang Asia juga menunjukkan hal serupa. Penguatan tertinggi terdapat pada mata uang won Korea 0,81 persen diikuti ringgit Malaysia menguat 0,33 persen dan peso Filipina 0,24 persen. Sementara yang melemah terjadi pada mata uang rupee India 0,24 persen dan yuan China 0,09 persen.

Kemarin, mata uang Garuda ditutup menguat 18 poin atau 0,13 persen di level Rp 14.115 per dolar AS. Sementara data yang diterbitkan Bank Indonesia (BI) menempatkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) di level Rp 14.228 per dolar AS, menguat 29 poin atau 0,2 persen dari posisi Rp14.257 pada Jumat (12/6).

Baca juga : Hanura: Suara Rakyat Jangan Hangus, Harus Terwakili

Menurut Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim, rupiah akan kembali melanjutkan tren tersebut pada perdagangan hari ini. Ia memperkirakan, rupiah bergerak fluktuatif, namun berpotensi ditutup menguat pada perdagangan. 

"Rupiah diprediksi bergerak di kisaran Rp14.095 hingga Rp 14.150 per dolar AS," katanya dalam riset hariannya, Selasa (16/6).

Beberapa sentimen positif bagi rupiah datang dari laporan neraca perdagangan selama Mei 2020 Indonesia mencatatkan surplus 2,09 miliar dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang defisit 350 juta dolar AS maupun Mei 2019 yang surplus hanya 210 juta dolar AS.

Baca juga : Menperin Rayu Perusahaan AS Pindah Ke RI

Secara kumulatif sejak Januari-Mei 2020, neraca perdagangan mencatatkan surplus 4,31 miliar dolar AS, juga jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu surplus 2,15 miliar dolar AS. “Surplus neraca perdagangan Indonesia membawa angin segar bagi pergerakan mata uang Garuda, yang saat ini terus diombang-ambing oleh ketidakpastian akibat pandemi virus corona,” ucapnya.

Bukan cuma itu, lanjut Ibrahim, faktor sentimen positif juga didukung lantaran dibukanya kembali sejumlah mal dan perkantoran di Jakarta juga menjadi sentimen positif terhadap rupiah. "Hal ini bisa mempermudah pemerintah dan BI untuk melakukan konsolidasi dengan menerapkan kebijakan strategi bauran ekonomi," katanya.

Menurut Ibrahim, ini akan menambah kepercayaan tersendiri bagi pelaku pasar, sehingga ada harapan roda ekonomi akan kembali berputar dan ekonomi kembali stabil. "Selain itu arus modal asing akan kembali masuk ke pasar dalam negeri,” tandasnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.