Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Memulai awal pekan di hari Selasa (2/6) pasca libur Senin (1/6), rupiah melambung cukup tinggi hingga 0,86 atau 125 poin menjadi Rp 14.485 per dolar AS dari penutupan pada Jumat (29/5) rupiah ditutup di level Rp 14.610 per dolar AS.
Diketahui pada penutupan Jumat (29/5) rupiah berada di level Rp 14.610 per dolar AS, atau menguat 0,71 persen atau 105 poin. Penguatan rupiah itu pun menjadi yang terbaik di Asia Pasifik, mengalahkan yen yang hanya menguat 0,46 persen, dolar Australia yang naik 0,44 persen, dan dolar Singapura yang naik 0,42 persen.
Menguatnya rupiah pagi ini, masih digerakkan oleh sentimen eskalasi ketegangan hubungan Amerika Serikat (AS) dan China. Bahkan kemungkinan pergerakan rupiah masih akan bergejolak dan tetap cenderung menguat.
Baca juga : ASDP Siap Terapkan New Normal Di Setiap Layanan Pelabuhan
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim melihat, ada kemungkinan rupiah dapat ditutup menguat di kisaran Rp 14.520-Rp 14.480 per dolar AS sepanjang hari ini.
Menurut Ibrahim, seiring dengan Presiden AS Donald Trump yang terus menyerang Negeri Panda itu dengan meminta pertanggungjawaban terkait Covid-19 yang menjadi pandemi global dan menuntut kompensasi atas kerusakan ekonomi AS.
"Selain itu, hubungan kedua negara kini semakin memburuk setelah AS kembali ikut campur urusan Hong Kong yang merupakan wilayah administratif China," ucapnya dalam analis hariannya yang diikuti Rakyat Merdeka.
Baca juga : Citilink Siap Terbang Lagi 1 Juni
Melihat sisi fundamental, lanjut dia, rupiah masih akan cenderung menguat karena didorong oleh proyeksi inflasi akan rendah, current account deficit (CAD) menurun, dan aliran modal asing yang masuk ke SBN (Surat Berharga Negara) akan terus meningkat.
“Dengan demikian, dapat memperkuat dan memperkokoh mata uang Garuda sehingga BI tidak perlu lagi menurunkan suku bunga acuan dalam pertemuan Juni mendatang,” katanya.
Bank Indonesia (BI) dalam paparan Perkembangan Ekonomi Terkini pada Kamis, (28/5) mengaku sangat optimistis, nilai tukar rupiah saat ini masih undervalue, dan ke depannya akan kembali menguat ke nilai fundamentalnya.
Baca juga : Ketegangan AS-China Hantui Pergerakan Rupiah Hari Ini
Rupiah diharapkan kembali ke level sebelum pandemi Covid-19 terjadi di kisaran Rp 13.600-Rp 14.000 per dolar AS. [DWI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya