Dark/Light Mode

Angka Perokok Bisa Turun Jika Pemerintah Dukung Produk Tembakau Alternatif

Jumat, 26 Juni 2020 09:47 WIB
Ilustrasi Vape Vs Rokok
Ilustrasi Vape Vs Rokok

RM.id  Rakyat Merdeka - Banyak kalangan memperdebatkan penggunaan produk tembakau alternatif. Padahal, produk inovasi ini bertujuan mengurangi berbagai masalah yang diakibatkan oleh rokok di seluruh dunia.

Mantan Direktur Action on Smoking and Health (ASH) Inggris, Clive Bates, menjelaskan pentingnya sebuah dukungan pemerintah untuk pembentukan regulasi dan akses informasi yang akurat mengenai produk tembakau alternatif.

Dia yakin angka perokok dan penyakit yang berkaitan dengan rokok akan berkurang jika perokok beralih ke produk tembakau alternatif.

“Jika semua orang mendukung produk tembakau alternatif, maka jumlah perokok pada generasi sekarang ini akan berkurang. Harusnya berita baik ini dilihat sebagai suatu terobosan besar,” kata Clive Bates dalam acara Global Forum on Nicotine (GFN) ke-7 yang digelar secara online, kemarin.

Adapun GFN membahas mengenai pengurangan risiko rokok dan potensi manfaat produk tembakau alternatif yang sangat besar bagi kesehatan publik.

Baca juga : Pemerintah Beri Lampu Hijau Sektor Pariwisata Buka Lagi

Para pembicara forum tersebut berasal dari ragam disiplin, termasuk peneliti dan praktisi kesehatan dari berbagai negara.

Ketua Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Aryo Andrianto mengatakan, saat ini masih ada masyarakat atau pihak lainnya yang menilai rokok dengan produk tembakau alternatif punya bahaya yang sama. Padahal tidak.

Menurut dia, produk tembakau alternatif merupakan terobosan inovasi yang perlu diketahui oleh perokok dewasa sehingga mereka memiliki pilihan untuk beralih ke produk tembakau yang lebih rendah risiko daripada rokok.

“Pemerintah, pakar kesehatan, dan media massa di Indonesia seharusnya bekerja sama untuk terus memberikan informasi yang akurat mengenai produk tembakau alternatif yang didasari oleh hasil penelitian bukan asumsi, seperti yang dilakukan oleh negara beberapa maju, seperti di Inggris,” kata Aryo.

Aryo menjelaskan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan, memiliki risiko jauh lebih rendah daripada rokok karena tidak melalui proses pembakaran sehingga yang dihasilkan adalah uap, bukan asap.

Baca juga : Syarif Hasan Minta Pemerintah Fokus Tangani Covid 19

“Selain lebih rendah risiko, produk ini juga tidak menganggu bagi orang-orang yang ada di sekitar pengguna. Tidak ada lagi asap, produk ini hanya menghasilkan uap yang cepat menyatu dengan udara sekitar,” katanya.

Untuk memaksimalkan penggunaan produk tembakau alternatif, Aryo menyarankan pemerintah, akademisi, dan pakar kesehatan untuk menggandeng pelaku usaha dan asosiasi guna melakukan kajian ilmiah secara komprehensif.

Lalu, hasil kajian ilmiah tersebut diharapkan dapat menjadi landasan untuk pembuatan regulasi dan kebijakan cukai yang bersifat proporsional dengan mempertimbangkan profil risiko dari produk tembakau alternatif.

“Sebagai pelaku usaha, kami sangat membutuhkan regulasi dan pengaturan standar produk sehingga memiliki kepastian dan rasa aman ketika melakukan transaksi dengan konsumen. Jadi, apa yang kami lakukan ini ada standarnya,” ungkap Aryo.

Pengamat Hukum, Ariyo Bimmo, menambahkan regulasi khusus bagi produk tembakau alternatif harus segera dirumuskan di Indonesia.

Baca juga : Kasus Positif di Jatim Turun Signifikan, Jakarta Ranking Satu Lagi

Dengan adanya regulasi, potensi yang dimiliki oleh produk tembakau alternatif dapat dimaksimalkan, sekaligus menutup celah produk ini digunakan anak di bawah umur 18 tahun dan non-perokok.

“Regulasi khusus yang berbeda dari rokok tersebut akan membuat penggunaan produk tembakau alternatif menjadi lebih tepat sasaran. Regulasi tersebut diharapkan dapat meliputi akses informasi yang akurat bagi konsumen, peringatan kesehatan yang dibedakan dari rokok, tata cara pemasaran, dan pengawasan,” tukasnya. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.