Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Selama Pandemi, LPEI Makin Ketat Kucurin Pembiayaan

Rabu, 15 Juli 2020 21:02 WIB
Ilustrasi LPEI/net
Ilustrasi LPEI/net

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank (IEB) dipastikan masih kucuri pembiayaan di tengah situasi tak menentu.

Namun demikian, mengingat masih di masa pandemi Covid-19, maka proses pengucuran lebih berhati-hati.

Corporate Secretary LPEI, Agus Windiarto mengatakan, prinsip tersebut diterapkan LPEI mengingat saat ini kinerja ekspor nasional masih belum sepenuhnya pulih.

Baca juga : The Sanctuary Collection Sentul Gandeng Bank Mandiri untuk Pembiayaan KPR

Di tengah ketidakpastian tinggi akibat Covid-19, LPEI saat ini sudah menyusun kriteria penyaluran kriteria pembiayaan, dengan begitu kapasitas ekspor semakin meningkat.

“Selama masa pandemi, LPEI tetap menyalurkan pembiayaan. Kami berikan secara selektif serta memenuhi kriteria dengan nilai total mencapai Rp 93,61 Triliun per posisi Juni 2020 (un-audited),” ujarnya di Jakarta, Rabu (15/7).

Ia menambahkan, pembiayaan secara selektif diberikan dengan kriteria sektor usaha debitur terdampak secara langsung oleh pandemi Covid-19.

Baca juga : Siapkan Panduan, Menpora Ingin Masyarakat Tetap Olahraga

Kriteria yang diterapkan seperti penjualannya terus menurun, mengalami kesulitan bahan baku karena terhentinya aktivitas ekspor impor, juga terdampak oleh kebijakan PSBB yang bertujuan menghindari penularan virus, dan memiliki status baik dari sisi pembayaran pinjaman.

Selain tetap meluncurkan pembiayaan kepada para debitur, LPEI juga menangkap beberapa peluang di sektor industri yang dapat dikembangkan.

LPEI juga menilai peluang untuk tetap tumbuh selama masa pandemi, karena sektor-sektor tersebut merupakan sektor yang masih dibutuhkan oleh negara-negara lain.

Baca juga : Sandra Dewi Rajin Terapin Protokol Kesehatan

“LPEI melihat ada celah atau peluang untuk dikembangkan meskipun pandemi melanda seluruh negara di dunia. Sektor yang berpotensi tersebut antara lain adalah kesehatan dan farmasi, perikanan, makanan dan minuman, minyak kelapa sawit, dan pertanian dan perkebunan,” jelas Agus Windiarto. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.