Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pupuk Indonesia Tawarkan Obligasi Rp 2,5 Triliun

Senin, 20 Juli 2020 16:44 WIB
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat saat konferensi pers Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan Pupuk Indonesia di Jakarta, Senin (20/7). (Foto: Antara)
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat saat konferensi pers Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan Pupuk Indonesia di Jakarta, Senin (20/7). (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pupuk Indonesia terus mencari dana segar. Salah satunya dengan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan II Pupuk Indonesia Tahap I Tahun 2020 dengan jumlah emisi sebanyak-banyaknya Rp 2,5 triliun.

Obligasi ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) II senilai total Rp 8 triliun.

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat mengatakan, obligasi ini merupakan salah satu bagian dari strategi perusahaan untuk diversifikasi sumber pendanaan eksternal selain dari perbankan. "Ini merupakan salah satu upaya kami untuk mengurangi volatilitas suku bunga dengan beralih dari variable rate ke fixed rate. Sehingga kami bisa mendapatkan efisiensi untuk jangka panjang,” ujarnya di Jakarta.

Baca juga : Resmi Dibuka, Investasi Mal Ciputra Tangerang Capai Rp 1 Triliun

Dengan bentuk ikhtiar ini, Aas pede target penerbitan bisa terserap oleh pasar. Apalagi, kinerja perusahaan selalu stabil, dan bahkan menunjukkan peningkatan meski di tengah masa pandemi Covid-19. “Dana obligasi ini akan digunakan untuk melakukan reprofiling atas pinjaman perbankan maupun obligasi baik di induk dan anak perusahaan.” cetusnya.

Untuk diketahui. PUB II Obligasi Pupuk Indonesia Tahap I Tahun 2020 terbagi dalam tiga seri: Seri A bertenor 3 tahun, Seri B 5 tahun, dan Seri C 7 tahun. Pembayaran bunga dilakukan secara triwulanan, dengan perhitungan 30/360. Masa penawaran awal obligasi berlangsung pada 16-30 Juli 2020. Sedangkan penawaran umum dijadwalkan pada 14-18 Agustus 2020.

Dalam hal ini, Pupuk Indonesia menunjuk Bahana Sekuritas, BCA Sekuritas, BNI Sekuritas, Danareksa Sekuritas, Mandiri Sekuritas sebagai Joint Lead Underwriters (JLU), dan Bank Mega Tbk sebagai wali amanat. Obligasi berkelanjutan perseroan mendapat peringkat AAA (idn) dari Fitch Ratings Indonesia. Obligasi ini tanpa jaminan khusus (clean basis).

Baca juga : Mandiri Syariah Tawarkan Kurban Lewat Aplikasi MSM

Sekadar informasi. Pupuk Indonesia merupakan BUMN yang memiliki 10 anak perusahaan dengan lingkup usaha terintegrasi. Terdiri dari 5 produsen pupuk yaitu Pupuk Iskandar Muda, Pupuk Sriwidjaja Palembang, Pupuk Kujang, Petrokimia Gresik, Pupuk Kaltim. Ada juga perusahaan yang bergerak di nonpupuk, seperti Rekayasa Industri, Mega Eltra, Pupuk Indonesia Energi, Pupuk Indonesia Logistik, dan Pupuk Indonesia Pangan.

Aas menyebut, Pupuk Indonesia mempunyai peran penting dalam mengamankan pasokan pupuk untuk mendukung program ketahanan pangan nasional. Perseroan ditugaskan pemerintah menyalurkan pupuk bersubsidi (Public Service Obligation) ke seluruh wilayah Indonesia. Selain juga menjual produknya untuk pasar komersil domestik dan ekspor.

Selama tahun lalu, Pupuk Indonesia berhasil melakukan penyaluran dan penjualan pupuk subsidi dan nonsubsidi serta nonpupuk sebanyak 13,76 juta ton. Adapun total pendapatan pupuk tahun lalu mencapai Rp 71,3 triliun, naik rata-rata 10,0 persen per tahun. Begitu pula untuk Laba Tahun Berjalan selama 2017-2019 naik rata-rata 10 persen per tahun.

Baca juga : Astaga, Utang Garuda Tembus Rp 32 Triliun

Tahun lalu, perseroan juga mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp 3,71 triliun dari total nilai aset Rp 135,55 triliun. Dengan demikian Pupuk Indonesia berhasil mempertahankan kinerjanya sebagai 10 besar perusahaan pupuk dunia berdasarkan total aset, pendapatan, EBITDA, dan laba bersih.

Kinerja yang baik ini juga ditopang peningkatan kinerja dari anak perusahaan nonpupuk. Salah satunya adalah Rekayasa Industri, yang merupakan salah satu EPC terbesar di Kawasan Asia Tenggara.

Rekayasa Industri mengalami pertumbuhan yang positif tercermin dari aset perusahaan yang naik sekitar 36 persen dari sebelumnya Rp 7,7 triliun pada tahun 2018 menjadi Rp 10,4 triliun pada tahun 2019. Selain itu, pendapatan juga bertumbuh sekitar 61 persen dari tahun 2018 sebesar Rp 4,9 triliun menjadi sebesar Rp 7,9 triliun pada tahun 2019. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.