Dark/Light Mode

Optimisme UMKM Go Digital Kudu Digenjot Lagi Tahun Ini

Jumat, 29 Januari 2021 15:40 WIB
Chief Executive Officer Niagahoster Ade Syah Lubis/Ist
Chief Executive Officer Niagahoster Ade Syah Lubis/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) masih banyak yang terdampak pandemi. Lesunya ekonomi mikro dan menengah ini turut berpengaruh pada perekonomian nasional.

“Di krisis tahun 1998 dan 2008, UMKM masih menjadi penguat perekonomian nasional. Di tahun 2020, pandemi mempengaruhi global. Aktivitas ekonomi juga menjadi terbatas, jadi performa UMKM tidak sebaik sebelumnya,” ujar Direktur Sistem Manajemen Investasi, Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Ludiro dalam diskusi webinar Niagahoster Media Meet-Up, Kamis (28/1).

Ludiro menyampaikan, UMKM Indonesia mengalami beberapa permasalahan klasik dalam mengembangkan bisnis. Antara lain, sulit menembus pasar global, belum produktif, hingga kekurangan layanan finansial.

Pandemi membuat kondisi UMKM semakin tidak menentu dengan berkurangnya permintaan dari pasar. Sehingga pelaku usaha kesulitan menyeimbangkan proses produksi dan pemasaran.

Menurutnya, sebelum pandemi pun Pemerintah sudah melakukan kebijakan, seperti mempercepat perizinan, memberikan bunga pinjaman ringan, pendampingan usaha, hingga penurunan tarif pajak. 

Baca juga : Tio Pakusadewo Dituntut 2 Tahun Penjara

“Di masa pandemi kami mengakselerasi program-program tersebut,” ujar Ludiro.

Pada 2020, Pemerintah merealisasikan program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN), yang mencakup restorasi di sektor kesehatan, perlindungan sosial, UMKM dan lainnya. 

Hingga kini, realisasi sementara kluster dukungan untuk UMKM sudah mencapai 96,6 persen dari pagu anggaran atau sebesar Rp 112,4 triliun.

Kepala Subdit Kredit Program dan Investasi Lainnya, Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Dwi Apriany mengatakan, tahun 2021 masih menjadi tahun yang menantang untuk UMKM.

Kendati begitu, beberapa inisiatif atas perbaikan membuahkan hasil positif bagi perekonomian secara keseluruhan. Antara lain, kembalinya IHSG ke angka sebelum Covid dan pertumbuhan perekonomian yang mulai positif secara kuartal ke kuartal.

Baca juga : Perpanjang SIM Di Jakarta, Ada Di 5 Lokasi Ini

Sementara, Chief Executive Officer Niagahoster Ade Syah Lubis mengatakan, penanganan UMKM memerlukan kolaborasi dan dukungan berbagai pihak, baik dari pusat hingga daerah. Agar program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), dan digitalisasi mendorong UMKM dapat bangkit di tahun ini.

“Supaya pelaksanaan program tepat sasaran dan tepat guna, dan betul-betul memberi manfaat bagi pemulihan UMKM usai pandemi,” ujar Ade.

Ade menilai, tantangan selanjutnya untuk UMKM di tahun 2021 adalah menaikkan kelas dan meningkatkan daya saing. 

Karena itu, UMKM yang tergabung dalam program Etalase Digital ini akan memiliki toko online di mesin pencari, yang dapat diakses oleh pasar yang lebih luas, dan dapat membangun branding-nya secara mandiri.

Di awal pandemi, di kuartal II-2020, pihaknya juga mencatat kenaikan jumlah pemilik bisnis yang membuat website sebesar 18,99 persen dari tahun sebelumnya. 

Baca juga : Kemenkop UKM Dorong Koperasi Genjot Penyaluran Non KUR

Pasalnya, tidak semua pemilik bisnis memiliki kemampuan teknis yang cukup atau sudah mahir di dunia online.

“Ini PR (Pekerjaan Rumah) bersama bagi industri di bidang teknologi untuk menciptakan iklim digitalisasi semudah mungkin dan secepat mungkin bagi pelaku UMKM. Tahun 2021 adalah waktu yang tepat untuk membangkitkan kembali semangat UMKM Go Digital,” tandas Ade. [MER]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.