Dark/Light Mode

Dongkrak Inklusi Keuangan

BRI Ngebet Jadi Champion of Financial Inclusion

Rabu, 17 Maret 2021 20:31 WIB
Ilustrasi (Foto: Ist)
Ilustrasi (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah menargetkan indeks inklusi keuangan masyarakat meningkat hingga 90 persen pada 2023-2024 mendatang. Target ini tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 114 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI).

Dalam mendukung realisasi target tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menetapkan visi untuk menjadi 'The Most Valuable Banking Group In Southeast Asia & Champion of Financial Inclusion' di 2025. Salah satu visi 'Champion of Financial Inclusion' ini dimiliki BRI, karena perusahaan memandang pentingnya peningkatan inklusi keuangan dilakukan, agar kesejahteraan masyarakat terutama pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dapat meningkat dalam hitungan tahun.

"Visi menjadi lembaga keuangan terdepan dalam mengimplementasikan inklusi keuangan dicanangkan pada akhir 2020. Ini dilakukan pada saat pandemi Covid-19 berlangsung," ujar Direktur Utama BRI Sunarso dalam keterangan persnya, Rabu (17/3).

Baca juga : BCA Launching KKB Virtual Mall

Diakuinya, inklusi keuangan masyarakat Indonesia masih punya potensi besar untuk ditingkatkan. Hingga 2019 lalu, tingkat inklusi keuangan masyarakat di Indonesia baru mencapai 76,19 persen. Angka ini berarti masih terdapat hampir seperempat masyarakat Indonesia belum mendapatkan akses keuangan formal yang layak.

“Kami akhirnya menyusun visi yang baru. Kami ingin menjadi The Most Valuable Banking Group in South-East Asia. Dan yang tadinya Home to The Best Talent kami ganti menjadi Champion of Financial Inclusion. Tujuannya, agar kami berkontribusi kepada negara,” tuturnya.

Melalui visi baru ini, menurut Sunarso, BRI sebagai grup berupaya menjadi institusi jasa keuangan yang menciptakan peningkatan serta perluasan nilai (value) bagi seluruh masyarakat. Penciptaan nilai ini bukan hanya dari sisi ekonomi semata, namun juga memberikan kontribusi sosial terhadap lingkungan.

Baca juga : Negara Mesti Hadir Dalam Kasus Prof Din Syamsuddin

BRI, lanjut mantan bos Pegadaian ini, berkomitmen akan semakin mengambil peran untuk menjadi bank yang fokus membantu, serta menyalurkan fasilitas dan pembiayaan kepada pelaku UMKM. Selama ini, BRI sudah dikenal sebagai bank yang fokus melayani segmen UMKM dan nasabah ultra mikro.

Untuk mewujudkan misi ini, BRI berencana membangun dan meningkatkan ekosistem, struktur, dan sistem pelayanan terhadap nasabahnya yang mayoritas UMKM. Selain itu, perseroan juga membangun pusat data UMKM untuk mempermudah pemberian layanan serta pemetaan potensi UMKM se-Indonesia.

“Itu adalah syarat dan prasyarat untuk kita mentransformasi UMKM ini, baik dari sisi UMKM-nya sendiri, maupun dari sisi banknya, lembaga yang men-support UMKM. Supaya nanti kami bisa sama-sama berjalan berdasarkan cara kerja yang baru yang berbasis teknologi dan digital digital,  itu semua butuh integrasi data,” kata Sunarso.

Baca juga : Desa BRIlian Harus Jadi Lokomotif Ekonomi Nasional

Hingga akhir 2020, portofolio kredit UMKM BRI telah mencapai 82,13 persen dari total pembiayaan yang disalurkan perusahaan. Upaya penyelamatan UMKM yang dilakukan BRI dan pemerintah di saat bersamaan terbukti positif, dan dapat dilihat dari tumbuhnya penyaluran kredit mikro BRI hingga 14,18 persen secara tahunan per Desember 2020. [DWI]


 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.