Dark/Light Mode

Integrasi UMi, Pelaku UMKM Butuh Pembiayaan Mudah Dan Murah

Rabu, 7 April 2021 18:59 WIB
Ilustrasi Para pelaku usaha ultra mikro (UMi). (Foto: Istimewa)
Ilustrasi Para pelaku usaha ultra mikro (UMi). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Dia bercerita, ketika pertama kali terlibat program Mekaar, Sudarni mengambil fasilitas pembiayaan senilai Rp 2 juta dengan tenor 50 minggu. Di akhir periode, total uang yang harus dia kembalikan hanya sebesar Rp 2,5 juta. Pembayaran pinjaman itu juga bisa dia lakukan dengan cara menyicil tiap minggu.

Berkat bantuan permodalan tersebut, usaha warung sembako Sudarni semakin berkembang. Buktinya, saat ini plafon pembiayaan yang ia dapat sudah menyentuh Rp7 juta untuk jangka waktu satu tahun.

“Mekaar ini murah dan terjangkau buat saya. Sekarang saya sudah dapatnya pembiayaan Mekaar Plus dengan pinjaman Rp 7 juta per tahun,” tuturnya.

Baca juga : Pembukaan Sekolah Tidak Perlu Tunggu Juli

Saat ini, melalui usaha warung sembako Sudarni bisa mengantongi keuntungan bersih hingga Rp 4,5 juta tiap bulan. Dana tersebut ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dan sebagiannya ditabung.

Harapan dan kisah Sudarni setidaknya menjadi potret bagaimana kondisi pelaku usaha ultra mikro di Indonesia saat ini. Bisa dibilang, Sudarni dan kawan-kawan memiliki semangat tinggi untuk memperbaiki taraf hidupnya.

Akan tetapi, hal tersebut kerap terhalang kebutuhan modal yang besar. Ke depannya, sangat mungkin harapan Sudarni terwujud ihwal ketersediaan pembiayaan berbiaya murah bagi ultra mikro. Tak hanya itu, pemberdayaan terintegrasi juga bakal menyentuh Sudarni dan kawan-kawannya.

Baca juga : Strategi Penguatan UMKM Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Untuk itu, saat ini pemerintah tengah gencar merancang pembentukan ekosistem ultra mikro (UMi) guna memperkuat pemberdayaan dan layanan bagi pelaku usaha seperti Sudarni. Pembentukan ekosistem ini akan melibatkan PNM, PT Pegadaian (Persero), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Melalui ekosistem yang akan terbentuk nanti, efisiensi usaha diharap tercipta pada tubuh masing-masing perusahaan terlibat. Efisiensi ini sedikit banyak akan berpengaruh pada tingkat bunga pinjaman yang harus dibayar nasabah.

“Kami berkomitmen memberi layanan dan produk yang lengkap dan potensi pendanaan yang lebih murah bagi 29 juta usaha mikro di 2024," ucap Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Rabu (7/4).

Baca juga : Belgia Vs Belarus, Setan Merah Siap Siaga

Menurut pria yang akrab disapa Tiko ini, model bisnis entitas serta budaya kerja Pegadaian dan PNM akan tetap dipertahankan. Ekosistem ini tidak akan menyebabkan pemutusan hubungan kerja. "Sinergi co-location akan dipercepat. Dan dampak sinergi akan diteruskan kepada nasabah (melalui penurunan bunga pinjaman)," pungkasnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.