Dark/Light Mode

Masa Pandemi, Kontribusi Ekspor UMKM Kudu Ditingkatkan

Jumat, 9 April 2021 21:05 WIB
Pengamat Kebijakan Publik Agus Muharram saat diskusi bertajuk Strategi Produk UMKM Dalam Menembus Pasar Global di Masa Pandemi di Jakarta, Jumat (9/4). (Foto: Ist)
Pengamat Kebijakan Publik Agus Muharram saat diskusi bertajuk Strategi Produk UMKM Dalam Menembus Pasar Global di Masa Pandemi di Jakarta, Jumat (9/4). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi Covid-19 tidak hanya musibah tapi juga berkah bagi sebagian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Runtuhnya usaha besar di masa pandemi Covid 19 setahun terakhir membuat kontribusi produk UMKM meningkat.

Walaupun peningkatannya hanya sekitar 4 dari total nilai ekspor Indonesia, namun kontribusi UMKM mulai terlihat sebagai salah satu pendorong pemulihan ekonomi nasional.

"Upaya globalisasi harus makin digencarkan terhadap 64 juta UMKM di Indonesia, karena angka tersebut mencapai 99 persen dari keseluruhan usaha yang beroperasi di Indonesia," kata Ketua Program Studi Hubungan Internasional Universitas Nasional Irma Indrayani dalam diskusi bertajuk Strategi Produk UMKM Dalam Menembus Pasar Global di Masa Pandemi di Jakarta, Jumat (9/4).

Baca juga : Menteri Teten: Kontribusi Ekspor UMKM Dipatok 17 Persen

Irma melihat meskipun banyak juga yang rontok, UMKM terbukti lebih mampu bertahan menghandapi hantaman pandemi Covid 19 setahun terakhir. Bahkan, kini banyak bermunculan UMKM-UMKM baru yang merupakan peralihan model bisnis dari usaha besar ke UMKM, juga beralihnya gelombang orang-orang terkena PHK yang beralih profesi menjadi pebisnis UMKM.

"Saat ini total ada sekitar 12.234 UMKM eksportir atau sekitar 83 persen dari jumlah eksportir," ungkapnya.

Namun, kata Irma, UMKM menghadapi sejumlah tantangan dalam upaya menembus pasar global di antaranya perubahan bisnis dari konvensional menjadi digitalisasi, pengendalian inflasi yang berpengaruh terhadap harga produk UMKM dan daya beli masyarakat, kemampuan menembus akses pasar terutama untuk masuk ke platform digital.

Baca juga : Kualitas Pendidikan Daring Harus Terus Ditingkatkan

Pengamat Kebijakan Publik Agus Muharram, mengakui meskipun jumlah UMKM sangat besar namun kontribusinya terhadap ekspor sangat rendah hanya 14 persen. Ia membandingkan dengan Singapura yang mencapai 41 persen, Malaysia 18 persen, Thailand 29 persen, dan Jepang yang mencapai 25 persen.

Hal ini, kata Agus, bukan saja karena masalah kualitas produk atau masalah marketing namun juga karena rendahnya tingkat kemitraan pelaku UMKM. "Sekitar 93 persen UMKM tidak melakukan kemitraan," tegasnya.

Agus menjelaskan, kemitraan diperlukan tidak saja untuk menekan biaya produksi tetapi juga untuk memperluas akses ke pasar global. Agus yang mantan pejabat Kementerian Koperasi dan UKM itu menilai kebijakan pemerintah terhadap UMKM sudah tepat, sekarang tinggal bagaimana UMKM memanfaatkannya untuk memperkuat kualitas produknya dalam menembus pasar ekspor.

Baca juga : Masih Pandemi, Indonesia Masters Super 100 Batal Digelar

Vice President PT. Sucofindo (Persero) Soleh Rusyadi Maryam mengatakan, mengutip data ekspor Kementerian Perdagangan dari 2016-2020 mengingatkan perlunya UMKM memilih fokus produksi yang didorong untuk menembus pasar ekspor. Ia menyebut pangan olahan, hasil perkebunan, olahan hasil hutan, furnitur, kerajinan, perhiasan, hasil tenun rayat, garmen dan aksesoris garmen, dan alas kaki merupakan produk yang terbukti memiliki pasar luar, dan kontribusinya selama ini terhadap ekspor Indonesia cukup besar.

"Ada 20 negara yang selama ini jadi tujuan ekspor produk tersebut mulai dari China, AS, Jepang, India, Singapura, Korea Selatan, Belanda, Jerman, Australia, hingga Hongkong, Italia, dan Spanyol," ungkapnya.

Namun untuk bisa mengekspor produknya, doktor ekonomi lingkungan Universitas Indonesia itu setuju UMKM harus didukung sejak mulai dari masalah perizinan, asesmen pasokan, pengembangan produk dan pengembangan kemasan produk, sertifikasi atau labelisasi produk, branding atau promosi, transaksi dan pengiriman, hingga masalah relasi dengan relasi dengan pelanggan. "Harus didampingi dari mulai hilir hingga ke hulunya," tandasnya. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.