Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Selain Hasilkan Listrik, PLTSa Jadi Solusi Masalah Sampah

Jumat, 30 April 2021 19:23 WIB
PLTSa. (Foto: Antara)
PLTSa. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sampah di Indonesia merupakan masalah serius yang berdampak pada sosial, ekonomi dan sosial masyarakat. Hampir semua kota di Indonesia mengalami kendala dalam mengelola sampahnya. 

Berdasarkan data Publikasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2020, timbulan sampah di Indonesia satu tahunnya mencapai 67,8 juta ton dan terus naik setiap tahunnya. Berdasarkan data tersebut, sekitar 60 persen sampah diangkut dan ditimbun ke TPA, 10 persen sampah didaur ulang, sedangkan 30 persen lainnya tidak dikelola secara baik. 

"Di 2025, bisakah kita mewujudkan apa yang telah ditetapkan presiden, pengelolaan sampah kita bisa dikelola 100 persen. Itu masih dalam kondisi pertimbangan minimal, dengan 30 persen pengurangan dan 70 persen penanganan," jelas Direktur Pengelolaan Sampah KLHK, Novrizal Tahar pada pertemuan daring Waste4Change Appreciation Day. 

Baca juga : Southampton Vs Leicester City, Si Rubah Ogah Gegabah

Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, lahan TPA tidak hanya kritis, namun terlalu dekat dengan masyarakat yang mengakibatkan turunnya kualitas lingkungan masyarakat khususnya terkait sumber air. Dampaknya pencemaran tidak hanya di sekitar TPA namun bisa mencemari sumber-sumber air di dalam satu kota tersebut. 

Untuk mengelola sampah, Presiden Jokowi merilis Peraturan Presiden No.35 tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan. 

Perpres tersebut memberikan amanat dan dukungan kepada 12 kota untuk mempercepat penanggulangan sampahnya dengan melakukan pemusnahan sampah secara sistematis dan tuntas melalui pembangunan fasilitas Pembangkit Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan (PLTSa)

Baca juga : Mengenal Filler Hybrid, Solusi Masalah Kulit Saat Pandemi

Sebelumnya, Jokowi juga mengatakan, PLTSa fokus menyelesaikan sampahnya lewat pemusnahan secara masif, kemudian hasil sampingannya adalah energi listrik. Selama ini, PLTSa dipandang sebagai beban negara,karena listrik yang dijualnya dihargai lebih tinggi daripada listrik dari bahan bakar fosil lainnya.

Kondisi ini mengakibatkan penundaan-penundaan eksekusi penanganan kedaruratan sampah nasional dan mengakibatkan kerugian negara. Bahkan Bank Dunia mengungkap kerugian Indonesia akibat sampah laut mencapai 450 juta dolar AS.

“Sepertinya birokrasi kita belum punya rasa darurat yang sama terkait penanganan sampah, bahwa Presiden Jokowo sudah menyatakan sejak 2015 Indonesia darurat sampah, dan sampai sekarang masih begitu saja,” tegas Pendiri dan Ketua Dewan Pembina Indonesia Solid Waste Association (InSWA) Sri Bebassari.

Baca juga : Stakeholder Jalin Kerja Sama Luncurkan Buku Literasi Tata Kelola Sampah

Menurut laporan, PLTSa Benowo sudah rampung, dan sebentar lagi akan diresmikan oleh Presiden. PLTSA ini siap beroperasi memusnahkan timbulan sampah, dengan hasil produktif sampingannya adalah energi listrik 11 MW serta pemusnahan sampah mencapai 365.000 ton per tahun.

Kota Tangerang juga salah satu yang sudah mencapai progres realisasi PLTSa. Dukungan pemerintah pusat kepada Kota Tangerang pun sudah hadir melalui Kementerian PUPR yang telah melakukan revitalisasi TPA Rawakucing pada tahun 2018 yang lalu, sebagai bagian dari persiapan PLTSa ini. [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.