Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Setelah Garuda, Kini Giliran Sriwijaya Air Yang Tawarkan Pensiun Dini

Selasa, 25 Mei 2021 12:32 WIB
Sriwijaya Air. (Foto: ist)
Sriwijaya Air. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Peringatan tanda bahaya berdering di bisnis penerbangan. Setelah Garuda Indonesia menawarkan karyawannya untuk pensiun dini, kini giliran Sriwijaya Air berencana merumahkan karyawannya. 

Berdasarkan dokumen internal memo yang bocor dikalangan media, Direktur Sumber Daya Manusia Sriwijaya Air, Anthony Raimond Tampubolon mengatakan, dengan mempertimbangkan kondisi perusahaan yang saat ini mengalami likuiditas semakin menurun akibat wabah Covid-19 berkepanjangan, berdampak pada menurunnya operasi perusahaan.

Menurut Anthony, ada sejumlah langkah yang diambil oleh manajemen. Di antaranya Sriwijaya Air akan memberikan kebijakan uang pisah bagi karyawan yang sedang dirumahkan baik pegawai tetap maupun Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) yang bermaksud mengundurkan diri. Besaran uang pisah bergantung masa kerja karyawan. 

Bagi karyawan yang bekerja lebih dari 1 tahun dan kurang dari 3 tahun diberikan uang pisah 1 bulan gaji. Adapun, karyawan yang bekerja lebih dari 3 tahun dan di bawah 6 tahun diberikan uang pisah 2 bulan gaji. Selanjutnya untuk karyawan yang bekerja di atas 6 tahun akan diberikan uang pisah 3 bulan gaji. 

Baca juga : Cegah Penyebaran Covid, ART Yang Balik Mudik Kudu Dikarantina

Sriwijaya Air juga membebaskan biaya penalti kontrak kerja tetapi tidak termasuk pinjaman dana perusahaan bagi karyawan yang disetujui permohonan pengunduran dirinya. Perseroan juga mengubah kebijakan pengupahan kepada karyawan yang sedang dirumahkan dari imbal jasa 25 persen menjadi 10 persen dari gaji pokok. 

Dalam surat tersebut, direksi dan jajaran manajer pun diminta segera menginformasikan kebijakan itu kepada para karyawan baik secara langsung maupun secara online. Kebijakan yang diambil manajemen Sriwijaya Air tersebut berlaku sejak surat ini dikeluarkan sampai ada pemberitahuan berikutnya. 

Menanggapi itu, pengamat penerbangan Alvin Lie mengaku tidak heran jika banyak maskapai yang babak belur. Alvin melihat anjloknya kinerja keuangan dirasakan oleh semua maskapai didunia terutama yang mengandalkan rute-rute internasional. 

Menurutnya, pilihan untuk merumahkan karyawan merupakan yang paling masuk akal. Karena, beban yang dipikul maskapai sudah makin berat. 

Baca juga : Setelah 6 Bulan, Akhirnya Dubes Jose Tavares Bertemu Putin

"Saya kira ini langkah yang pahit, tapi terhormat. Daripada pecat karyawan nggak dikasih pesangon. Hak-hak pekerja tetap harus dipenuhi sehingga tidak menimbulkan permasalahan," katanya kepada RM.id, Selasa (25/5). 

Sejauh ini, kata Alvin, maskapai di Indonesia masih tertolong karena masih ada pasar domestiknya. 

"Saat ini belum adanya maskapai Indonesia yang gulung tikar juga sebenarnya merupakan mukjizat karena pandemi Covid-19 belum terlihat akan usai," ujarnya. 

Apalagi, lanjut Alvin, kinerja Sriwijaya Air sudah mulai goyang sejak 2018. Sempat bergabung dengan Garuda Indonesia, namun akhirnya berpisah. 

Baca juga : Angkasa Pura Catat Trafik 74.878 Pergerakan Penumpang

Alvin menuturkan, ada tiga beban paling besar yang membuat maskapai harus putar otak agar bisa bertahan dalam kondisi yang tidak menentu ini. Avtur, perawatan serta sewa pesawat, dan pegawai. 

Ia menegaskan, yang bisa dilakukan maskapai saat ini adalah bertahan hidup. "Efisiensi dimana-dimana harus dilakukan," ucapnya. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.