Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Faisal Basri: PLN Pakai Seluruh Utang Untuk Investasi

Selasa, 15 Juni 2021 10:21 WIB
Foto: Ist
Foto: Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Ekonom senior Faisal Basri menilai, PLN mengelola utang baik. Peningkatan jumlah utang PLN jauh di bawah investasi dan nilai aset BUMN itu. Faisal menyebut, PLN mencatatkan utang 451 triliun pada 2020 atau turun Rp 2 triliun dibanding 2019.

"Utang PLN tidak dipakai untuk foya-foya. Hampir semua dipakai untuk investasi. Hanya sebagian kecil untuk menjaga cashflow (arus kas)," ujar Faisal, dalam rilis yang diterima, Selasa (15/6).

Dia mengungkapkan, PLN mencatatkan penambahan utang Rp 199 triliun pada periode 2015-2020. Sebaliknya, nilai investasi PLN pada periode yang sama mencapai Rp 448 triliun, lebih banyak dibanding keseluruhan penambahan utang PLN di periode 2015-2020.

Baca juga : Pelaku Usaha Dukung Gerak Satgas Investasi

Wujud investasi itu antara lain penambahan aset berupa pembangkit total 10 ribu megawatt, transmisi sepanjang 23 ribu kilometer sirkuit, dan gardu induk total 84 ribu MvA.

Bagi masyarakat, manfaat investasi PLN dirasakan dalam bentuk peningkatan rasio elektrifikasi. Dari 88,3 persen menjadi 99,2 persen. Dengan kata lain, hampir seluruh wilayah Indonesia sudah terjangkau layanan kelistrikan dari PLN.

"PLN ini BUMN aset terbesar, sampai April 2021 mencapai Rp 1.599,5 triliun. Harus kita jaga bersama-sama. Tidak ada BUMN lain dengan aset sebesar ini," tuturnya.

Baca juga : Nasdem: Pancasila Sempurna Dan Abadi Untuk Indonesia

Pernyataan Faisal dikuatkan laporan keuangan PLN dan sejumlah BUMN. BRI dan Bank Mandiri punya aset masing-masing Rp 1.387 triliun dan Rp 1.001 triliun. Sementara Pertamina Rp 984 triliun.

Adapun Aset BNI dan BTN masing-masing bernilai Rp 709 triliun dan Rp 297 triliun. BUMN lain beraset total di bawah PLN, Pertamina, dan empat bank pemerintah tersebut.

Investasi PLN, lanjut Faisal, bisa lebih besar dari utang karena sumber dananya tidak hanya pinjaman. Sebagian investasi PLN didanai dari kas internal dan penambahan modal. Investasi dari kas internal dimungkinkan karena PLN masih mencatatkan keuntungan.

Baca juga : Risma: Amalkan Pancasila dengan Jaga Integritas

Ia salut dengan tata kelola keuangan PLN yang tetap untung meski harga listrik tidak naik sejak 2017. Padahal, sumber pendapatan PLN hanya dari menjual daya. "Ongkos naik terus, harga tidak boleh dinaikan," ucap Faisal.

Pendapatan PLN bisa naik karena jumlah pelanggan memang bertambah dari 61 juta menjadi 79 juta. Meski menambah pendapatan, peningkatan pelanggan juga menaikkan biaya produksi. Sebab, semakin banyak pelanggan harus dilayani. "Penyambungan kabel, penyediaan energi primer, semua butuh biaya," tandasnya. [BYU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.