Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

BPS Catat Neraca Dagang RI Surplus Rp 33.89 Triliun

Rabu, 16 Juni 2021 07:36 WIB
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto. (Foto : Istimewa).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Neraca perdagangan Indone­sia kembali mengalami surplus 2,36 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 33,89 triliun pada Mei 2021.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menerang­kan, surplus ditopang oleh capaian ekspor sebesar 16,6 miliar pada Mei 2021.

“Sementara dari sisi impor, In­donesia melakukan impor sebe­sar 14,23 miliar per Mei 2021. Jika kita lihat tren, Mei ini yang tertinggi selama 2021,” kata Suhariyanto dalam keterangannya, kemarin.

Baca juga : Neraca Perdagangan Surplus Rp 33 Triliun

Meskipun surplus, Suhariyan­to menerangkan, angka ekspor di bulan Mei yang sebesar 16,6 miliar dolar AS lebih rendah dari capaian di bulan April yang sebesar 18,49 miliar dolar AS. Sedangkan secara tahunan, ekspor meroket 58,76 persen year on year (yoy).

Sementara, nilai impor pada bulan Mei yang tercatat 14,23 miliar dolar AS juga turun 12,16 persen secara bulanan (mom) dari bulan April 2021 yang sebesar 16,20 miliar dolar AS. Sedangkan bila secara tahunan, impor juga melonjak 68,68 persen yoy.

Kemudian, secara kumulatif, neraca perdagangan barang dari Januari 2021 hingga Mei 2021 mencetak surplus 10,17 miliar dolar AS.

Baca juga : Incar Lima Pemain, Setan Merah Nyiapin Rp 3 Triliun

Bila dibandingkan dengan periode yang sama dengan tahun sebelumnya yang mencetak sur­plus 4,18 miliar dolar AS, tentu capaian ini lebih baik.

Suhariyanto mengatakan, kenaikan nilai ekspor secara tahunan tersebut tidak terlepas dari lonjakan harga komoditas seperti minyak mentah, batu bara hingga minyak kelapa sawit Indonesia.

Sementara itu, terkait penu­runan ekspor secara bulanan tersebut adalah pola musiman karena, kinerja ekspor Indonesia dari tahun ke tahunnya memang mengalami penurunan pasca pe­riode Lebaran atau Idul Fitri.

Baca juga : Banderol Haaland Rp 2,3 Triliun, Chelsea Berani?

Adapun beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga secara pesat dan mendorong kinerja ekspor Indonesia bulan lalu adalah minyak men­tah, yang naik 155,12 pers­en year on year.

Selain harga minyak mentah yang meroket, Suhariyanto juga mengatakan, komoditas non mi­gas juga naik pesat. Diantaranya minyak kelapa sawit, timah, tembaga, nikel dan emas.

“Ke depan kami berharap kin­erja neraca perdagangan ini akan memberi kontribusi yang sangat positif kepada pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021. Di­harapkan pertumbuhan ekonomi akan tinggi dan kita semua meninggalkan zona kontraksi,” tegasnya. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.