Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Turun Tipis, Utang Luar Negeri Tembus Rp 5.967 Triliun

Jumat, 21 Mei 2021 17:12 WIB
Gedung Bank Indonesia. (Foto: ist)
Gedung Bank Indonesia. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan I-2021 sebesar 415,6 miliar dolar AS atau Rp 5.967,5 triliun. Jumlah tersebut turun 0,4 persen dibandingkan posisi triwulan IV-2020 sebesar 417,5 miliar dolar AS atau Rp 5.994,8 triliun.

Penurunan ULN didorong oleh penurunan posisi ULN pemerintah. Secara tahunan, ULN triwulan I-2021 tumbuh 7 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 3,5 persen.

"ULN Pemerintah mencatat posisi yang lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya," terang Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, Jumat (21/5).

Baca juga : Lebaran, Warga Jabodetabek Tarik Uang Hingga Rp 34,8 Triliun

Posisi ULN Pemerintah pada triwulan I-2021 mencapai 203,4 miliar dolar AS atau Rp 2.920,3 triliun atau lebih rendah 1,4 persen dibandingkan dengan posisi pada triwulan IV-2020. Penurunan tersebut antara lain karena pelunasan atas pinjaman yang jatuh tempo selama periode Januari hingga Maret 2021, yang sebagian besar merupakan pinjaman bilateral. 

Secara tahunan, ULN Pemerintah triwulan I-2021 tumbuh 12,4 persen atau lebih tinggi dibandingkan 3,3 persen pada triwulan sebelumnya. Hal ini didukung kepercayaan investor asing yang tetap terjaga, sehingga mendorong aliran masuk modal di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik. 

Selain melalui SBN, pemerintah juga melakukan penarikan sebagian komitmen pinjaman luar negeri, baik dari bilateral, multilateral, maupun komersial, dalam upaya mendukung penanganan pandemi Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). 

Baca juga : MU Ditinggal Sponsor Senilai Rp 3,9 Triliun

Erwin mengatakan, ULN pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas. Di antaranya, mencakup sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,7 persen dari total ULN Pemerintah), sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,1 persen), sektor jasa pendidikan (16,2 persen), sektor konstruksi (15,3 persen), dan sektor keuangan dan asuransi (12,9 persen). 

"Posisi ULN Pemerintah triwulan I-2021 relatif aman dan terkendali. Mengingat hampir seluruhnya merupakan ULN dalam jangka panjang, dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN Pemerintah," ujarnya.

Sementara, ULN swasta mencatat pertumbuhan tahunan 2,3 persen atau melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 3,8 persen. Hal ini disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan sebesar 5,2 persen atau lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 6,6 persen.

Baca juga : Gegara Liga Super Eropa, UEFA Denda Real Madrid Cs Rp 257 Miliar

Selain itu, pertumbuhan ULN lembaga keuangan juga terkontraksi semakin dalam menjadi kontraksi 7,1 persen dari kontraksi 5,7 persen pada triwulan sebelumnya. Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN swasta pada triwulan I-2021 mencapai sebesar 209,4 miliar dolar AS, atau sedikit lebih tinggi 0,6 persen dibandingkan dengan posisi pada triwulan IV-2020. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.