Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

50 Gerai Bata Tutup

Ekonomi 7 Persen, Apa Kabarnya Ya..?

Senin, 21 Juni 2021 07:30 WIB
Salah satu gerai Sepatu Bata. (Foto: Istimewa)
Salah satu gerai Sepatu Bata. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Didunia kesehatan, kabarnya masih mengerikan karena Corona makin menggila. Di dunia ekonomi, pun begitu. Terus muncul kabar-kabar mengenaskan. Lalu, apakah mimpi pemerintah ekonomi akan tumbuh positif 7 persen ini akan tercapai atau meleset?

Akibat Corona yang tak kunjung usai, PT Sepatu Bata Tbk, perusahaan yang sudah berumur hampir 1 abad itu, ikut oleng dihantam Corona. Sebanyak 50 gerai Bata di berbagai wilayah, terpaksa tutup.

Sejak tahun lalu, perusahaan yang banyak memproduksi sepatu dan sandal ini, sudah gelagapan. Dalam paparan publiknya, Bata mengumumkan, penjualannya turun 51 persen di tahun 2020. Perusahaan hanya mencatatkan penjualan Rp 459 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 931 miliar.

Baca juga : Bangkitkan Ekonomi, ARLI Ajak Bali Kembangkan Rumput Laut

Direktur PT Sepatu Bata, Hatta Tutuko mengatakan, hingga 31 Mei, ada 50 toko yang ditutup. Semua toko yang ditutup itu dianggap sudah tidak memberikan kontribusi besar. Penjualan anjlok karena sepi pengunjung.

Dampak dari penutupan, emiten berkode saham BATA itu, terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja alias PHK. Namun, Hatta mengklaim, karyawan yang kena PHK hanya yang masa kontrak kerjanya habis.

“Dampak dari Covid-19 memang bisnis berkurang, tapi kita nggak besar-besaran PHK. Kalau kontrak habis, kami nggak perpanjang, kalaupun ditambah PHK itu tidak besar, itu pun dilakukan sesuai peraturan pemerintah,” ungkap Hatta.

Baca juga : Dorong Generasi Muda Majukan Pertanian, AHY: Tanpa Petani Kita Susah

Untuk menjaga keuangan perusahaan, Bata memutuskan tidak lagi membuka cabang baru. Perusahaan lebih memilih fokus pada penjualan online. Beberapa platform digital yang telah disediakan, yakni ChatShop, website, serta bekerja sama dengan berbagai platform e-commerce.

Banyaknya industri ritel yang bangkrut, membuat Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memangkas target pertumbuhan bisnisnya. Ketua Umum Aprindo, Roy N Mandey mulanya optimistis, bisnis ritel akan tumbuh di kisaran 2,5-3,0 persen dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2020 yang hanya di kisaran 1,4 persen.

Namun, dengan lonjakan Corona yang terjadi saat ini, Roy pesimis target itu tercapat. Justru, akibat amukan Corona, bisnis ritel akan kehilangan potensi penjualan pada periode Juni sampai Agustus.

Baca juga : Sri Mulyani Lempar Handuk

Belajar dari pengalaman tahun lalu, Roy berharap, pemerintah tidak melakukan pembatasan mobilitas secara ekstrem. Menurutnya, cara seperti itu tidak ampuh mengatasi pandemi, tapi malah bikin ekonomi makin nyungsep.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.