Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Bisa Dimanfaatkan Untuk Banyak Industrii
Wow, 5G Dapat Kerek PDB Capai Rp 18.519 T
Kamis, 16 September 2021 06:45 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kehadiran generasi kelima layanan internet (Fifth Generation/5G) bakal memberikan dampak signifikan untuk perekonomian. Sebab, teknologi teranyar itu bisa dimanfaatkan untuk menopang kinerja banyak industri.
Direktur Utama PT Telkom Indonesia Ririek Adriansyah menyebutkan, keberadaan 5G bisa menambah Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 1,3 triliun dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 18.519,7 triliun. Menurutnya, 5G bisa digunakan untuk penggunaan drone di industri pertambangan atau operasi bedah jarak jauh di rumah sakit.
“Bisa dibilang, di Indonesia keberadaan ahli bedah terbatas jumlahnya dibandingkan luas wilayah. Untuk itu 5G bisa jadi remote surgery,” jelas Ririek dalam CNBC Indonesia Tech Conference 2021, Selasa (14/9).
Baca juga : Sandiaga Kepakkan Sayap Industri Kreatif Ke Penjuru Nusantara
Untuk mencapai hal itu, papar Ririek, teknologi itu perlu didukung konektivitas dan kolaborasi operator 5G dengan mitra yang memiliki solusi. Baik dalam artificial intelligence, machine learning atau edge computing.
Dia menyebutkan, hingga kini, secara global sudah ada 176 operator telekomunikasi di 72 negara yang menerapkan teknologi 5G. Sementara di Indonesia, baru ada tiga operator yang sudah menerapkan teknologi 5G. Salah satunya anak usaha Telkom, yakni Telkomsel.
Dan, sejauh ini Indonesia belum menggunakan spektrum frekuensi yang seharusnya.
Baca juga : Asyik, Sandi Gelontorkan Dana Industri Parekraf Per 4 Juli
“Kita menggunakan spektrum yang belum sampai 100 mhz (megahertz). Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama kita bisa mengoperasikan full scale,” imbuh Ririek.
Dari sisi konsumen teknologi 5G, lanjutnya, masih perlu dikembangkan. Karena, belum tercapai skala ekonomi bisnis yang menguntungkan (economic scale).
Meski begitu ia meyakini, secara umum Indonesia sebenarnya sudah siap dalam menyerap teknologi 5G. Apalagi pengguna gadget meningkat dua kali lipat di masa pandemi ini.
Baca juga : Giatkan Inovasi Industri, Kemenperin Gelar Penghargaan RINTEK
“Begitupun adopsi digital. Pandemi ini sudah mengakselerasi adopsi digital 5-7 tahun lebih cepat,” ucap eks Bos Telkomsel ini.
Dia mengungkakan, Kementerian BUMN telah mencanangkan masterplan yang di dalamnya terkandung transformasi secara masif. Transformasi tersebut memiliki lima prioritas, salah satunya adalah inovasi teknologi, termasuk teknologi digital dan 5G.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya