Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS

RM.id Rakyat Merdeka - Awal pekan, nilai tukar rupiah dibuka menguat cukup tinggi 0,21 persen ke level Rp 14.189 per dolar AS dibanding perdagangan Jumat (12/11) di level Rp 14.219 per dolar AS.
Mayoritas mata uang Asia juga menguat terhadap dolar AS. Tercatat, peso Filipina naik 0,02 persen, ringgit Malaysia naik 0,04 persen, baht Thailand melonjak 0,18 persen, dolar Singapura naik 0,06 persen, dan yen Jepang menguat 0,05 persen. Sementara won Korea Selatan melemah 0,04 persen dari dolar AS.
Berita Terkait : Jelang Akhir Pekan, Rupiah Joss Lagi
Indeks dolar AS terhadap sekeranjang mata uang saingannya melemah 0,04 persen pada 95,116. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro melemah 0,12 persen ke level Rp 16.229, terhadap poundsterling Inggris turun 0,16 persen ke level Rp 19.026, dan terhadap dolar Australia juga turun 0,11 persen ke level Rp 10.394.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah pagi ini seiring dengan kenaikan aset berisiko lainnya, seperti indeks saham global.
Berita Terkait : Dolar AS Jeblok, Rupiah Kok Ikutan Anjlok
“Ini jadi indikator membaiknya pendapatan perusahaan menjadi cerminan perbaikan ekonomi pada masa pandemi yang mendorong pelaku pasar masuk kembali ke aset berisiko,” kata Ariston, Senin (15/11).
Dari dalam negeri, pasar menanti data neraca perdagangan yang akan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini. Jika surplus, maka akan membuat rupiah semakin kuat.
Berita Terkait : Jadi Pejabat Harus Siap Dihujat
Ia memproyeksi sepanjang hari ini rupiah kembali menguat. Potensi penguatan rupiah ke arah Rp 14.180 per dolar AS, sementara potensi pelemahan ke kisaran Rp 14.250 per dolar AS. [DWI]
Tags :
Berita Lainnya