Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Studi Terbaru JEC, Katarak Serang Kalangan Usia Produktif

Kamis, 17 Maret 2022 17:49 WIB
Studi Terbaru JEC, Katarak Serang Kalangan Usia Produktif

RM.id  Rakyat Merdeka - Katarak masih menjadi penyebab utama kebutaan di seluruh dunia. Secara global, dari 1,1 miliar orang dengan gangguan penglihatan. Sementara di Indonesia, Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) menyebut bahwa pada 2017 terdapat 8 juta orang dengan gangguan penglihatan (termasuk 1,6 juta kasus kebutaan). Dari angka kebutaan tersebut, sekitar 1,3 juta atau 81,2 persen diakibatkan oleh katarak. Selain dampak kesehatan, gangguan penglihatan berpengaruh besar pada ekonomi. Analisis Lancet Global HealthCommissionon Global EyeHealth mendapati bahwa gangguan penglihatan menyebabkan kerugian produktivitas setara USD 410.7 miliar per tahun.

Spesialis Mata Subspesialis Bedah Katarak & Refraktif JEC Eye Hospitals &Clinics, DR. Dr. Vidyapati Mangunkusumo, SpM(K), Spesialis Mata Subspesialis Bedah Katarak & Refraktif JEC Eye Hospitals &Clinics mengatakan, Individu dengan gangguan penglihatan, apalagi yang buta, lebih berisiko kehilangan kesempatan untuk bekerja dan menjalankan aktivitas ekonomi. Tak hanya itu, mereka juga bisa terkendala dalam membaca dan belajar, sampai risiko yang fatal karena kesulitan berkendara.

"Kesehatan mata sangat relevan dan berpengaruh kuat dalam perwujudan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang ditetapkan PBB. Untuk mendukung itu, ketersediaan layanan kesehatan mata yang memadai dan mumpuni sangatlah krusial. Tak kalah penting, perkembangan keilmuan secara terus menerus guna meningkatkan kualitas penanganan terhadap gangguan penglihatan, khususnya di Indonesia,” papar Vidyapati.

Baca juga : Masih Dalami Aliran Duit Suap, KPK Perpanjang Penahanan Bupati Nonaktif PPU

Sebagai penyebab utama kebutaan, penanganan katarak juga mesti terus dikembangkan. Selama ini, metode fakoemulsifikasi menjadi tindakan operasi yang umum diterapkan pada penderita katarak. Prosedur operasi ini dinilai lebih aman dan dianggap sebagai goldstandard karena hanya membutuhkan luka sayatan kecil dengan waktu penyembuhan yang lebih cepat.

Namun, metode fakoemulsifikasi ternyata memberikan tantangan pada pasien katarak yang menyandang miopia/rabun jauh tinggi; yaitu risiko ketidakstabilan area zonula mata. Zonula merupakan jangkar transparan dan elastis yang menghubungkan ekuator lensa dengan badan silier dan retina bagian siliaris. Memahami situasi itu, Vidyapati Mangunkusumo, menggagas pendekatan baru untuk tindakan operasi katarak dengan menggunakan implantasi Capsular Bag Tension Ring (CTR).

Penelitian ini tertuang dalam disertasi "Peran Capsular Tension Ring Pada Populasi Miopia Tinggi yang Menjalani Fakoemulsifikasi Terhadap Optimalisasi Penglihatan dan Efisiensi Menjaga Kestabilan Area Zonula’. Penelitian berlangsung mulai Mei 2019 hingga Juni 2020 dengan melibatkan 51 subjek.

Baca juga : Legislator Pertanyakan OJK Larang Perdagangan Kripto

“Penelitian ini bertujuan memberikan solusi bagi penderita katarak dengan miopia tinggi agar memiliki opsi tindakan penanganan yang lebih presisi dan aman. Terlebih pasien dengan miopia tinggi memiliki prevalensi 62% menjadi katarak pada usia lebih dini, bahkan dalam rentang masa produktif. Dengan penanaman CTR yang tepat, pasien dapat terbebas dari penyakit katarak dan penglihatannya kembali optimal. Dengan demikian pasien dapat kembali mandiri dan produktif,” jelasnya.

Pemaparan hasil penelitian secara rasional, sistematis dan empiris pada Ujian Terbuka, Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, yang berlangsung hari ini secara virtual, mengantarkan DR. Dr. Vidyapati Mangunkusumo, SpM(K) meraih gelar Doktor.

“Selama 38 tahun JEC Eye Hospitals and Clinics terus melakukan improvement layanan Kesehatan mata. Kami terus mengembangkan layanan berdasarkan temuan-temuan terbaru berbasis sains yang progresif untuk memberi solusi pada tantangan yang tengah dihadapi masyarakat Indonesia. Bersama jajaran praktisi yang mumpuni, seperti DR. Dr. Vidyapati Mangunkusumo, SpM(K), JEC optimis mampu melanjutkan kontribusi kami pada dunia kesehatan mata di Tanah Air,” ujar Mubadiyah, S.Psi, MM selaku Kepala Divisi Markom JEC Eye Hospitals and Clinics [ARM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.