Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Unas Gelar Seminar Internasional, Kaji Politik Islam di Asia

Kamis, 8 April 2021 15:31 WIB
Unas Gelar Seminar Internasional, Kaji Politik Islam di Asia

RM.id  Rakyat Merdeka - Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Nasional (Unas) bekerja sama dengan Pusat Kajian Sosial dan Politik (PKSP) Unas gelar Seminar Internasional,  (07/04) lalu. Bertajuk ‘Political Islam In Asia Between Constitution And Implementation’ dengan menghadirkan Profesor Shaikh Ahmed Tamim President Islamic University of Ukraine, Profesor Dr. Makmor Tumin dari Universiti Malaya, dan Dr. Robi Nurhadi, Dosen Prodi Hubungan Internasional FISIP Unas.

Politik Fakultas Ekonomi dan Administrasi University of Malaya, Prof. Madya Dr. Makmor Tumin mengatakan, belakangan ini, pemahaman mengenai politik Islam banyak beriorientasi isu terorisme dan kejahatan. Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran dari pakar keamanan internasional.

Baca juga : Kemenpora Wanti-wanti Pordasi Kasus All England Tak Terulang

Di sisi lain, President Islamic University, Ukraine Prof. Sheikh Ahmad Tamim banyak mengulas tentang bagaimana Islam berkembang di Uzbekistan dan empat negara lainnya di kawasan Asia Tengah, juga pengaruhnya terhadap gerakan politik Islam di sana. 

Sementara itu, Dosen Prodi Hubungan Internasional FISIP Unas, Dr. Robi Nurhadi melihat adanya dilema yang dihadapi oleh negara-negara di kawasan Asia Tengah, seperti Kazakstan, Kirgistan, Turkmenistan, Tajikistan dan Uzbekistan. Robi melihat kawasan ini memiliki tiga ciri, yaitu jalur sutra yang strategis, sumberdaya alam seperti emas, perak yang melimpah, dan penduduk mayoritas Muslim. 

Baca juga : Taman Safari Kembali Gelar Lomba Foto Internasional

Namun, tambah Robi, kawasan ini juga dihadapkan pada tiga tantangan yaitu pengaruh tiga negara besar dengan tiga ideologi yang berbeda, yaitu Rusia dan Cina dengan komunismenya, Iran dengan Syiahnya, dan Amerika Serikat serta negara-negara Barat dengan liberalismenya. Robi melihat bahwa umumnya negara-negara ini memilih mengakomodasi liberalisme dalam praktek berpolitik dan beragama. Proses akomodasi politik liberal ini telah memancing lahirnya kelompok radikal, ekstrimis bahkan terorisme.

"Konstitusi negara-negara kawasan Asia Tengah menjamin kebebasan beragama untuk semua pemeluk agama. Dinamika  politik Islam lebih banyak ditentukan oleh siapa yang menjadi sosok Presidennya karena konstitusi memberi kekuasaan eksekutif yang lebih besar (executive heavy) dibanding legislatif yang umumnya menerapkan sistem bikameral" ujar Robi yang juga Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian (P3M) Sekolah Pascasarjana Unas .

Baca juga : Pemuda Pewaris Kepemimpinan Nasional, Jangan Abai Realita Sosial

Dihelat secara virtual, seminar Internasional ini juga merupakan wadah berbagi pemikiran tentang Politik Islam di Asia di kalangan cendikiawan, praktisi, birokrat, dan masyarakat sipil. Kegiatan ini diikuti sekitar 100 peserta yang terdiri dari profesor, peneliti, dan mahasiswa, serta turut dihadiri oleh Ketua Prodi Hubungan Internasional Unas, Dr. Irma Indrayani, M.Si. dan jajaran dosen dari FISIP Unas. [ARM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.