Dark/Light Mode

Kasus Kematian Babi Di Kalbar, Kementan Perkuat Kapasitas Respons Petugas

Senin, 20 Desember 2021 14:55 WIB
Para petugas kesehatan hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan usai pelatihan dan penyuluhan pengendalian African Swine Fever di Jakarta, Senin (20/12)/Ist
Para petugas kesehatan hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan usai pelatihan dan penyuluhan pengendalian African Swine Fever di Jakarta, Senin (20/12)/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) meningkatkan respons penanganan kasus kematian babi di Kalimantan Barat (Kalbar).

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah di Jakarta, Senin (20/12).

Menurutnya, Kementan telah menurunkan tim dan menyerahkan bantuan untuk pengendalian ke daerah yang melaporkan kematian yang disebabkan oleh penyakit African Swine Fever (ASF) tersebut. 

Selain itu, pihaknya telah melakukan pelatihan bagi petugas kesehatan hewan dan juga penyuluh pertanian lapangan untuk membantu pengendalian. 

Baca juga : Yuk, Terus Perkuat Solidaritas Nasional

"Saat ini ada tujuh kabupaten/kota yang teridentifikasi kasus, yaitu Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang, Melawi, Mempawah, Landak, Kubu Raya dan Kota Singkawang," jelas Nasrullah.

Dia menegaskan, langkah yang telah diambil Kementan diharapkan dapat menekan potensi penyebaran lebih lanjut virus penyebab ASF. Melalui kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE), peternak diminta agar tidak menjual dan melalulintaskan babi milik mereka yang sakit, sehingga tidak menyebarkan penyakit ke wilayah lain.

Sementara, Direktur Kesehatan Hewan Nuryani Zainuddin saat diminta konfirmasi terkait kejadian kasus ASF di Kalbar mengatakan, Kementan juga telah melakukan penguatan kapasitas petugas dalam penanganan kasus dengan menggandeng mitra kerja FAO ECTAD Indonesia. 

"Kita lakukan pelatihan bagi 30 orang dokter hewan perwakilan semua provinsi di Kalimantan yang akan menjadi Master Trainer," jelasnya. 

Baca juga : Muktamar NU, Panitia Didesak Transparan Urus Registrasi Peserta

Master Trainer yang telah dilatih tersebut, menurut Nuryani, akan memegang peran penting dalam menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan kasus ASF di wilayah masing-masing. 

Selain itu, untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam deteksi dini kejadian ASF, khususnya di Kalbar, sebanyak 50 orang petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) di seluruh kabupaten/kota di Kalbar dilatih dalam hal merespons kejadian kasus ASF.

"PPL tersebut kita harapkan dapat mensosialisasikan ke penyuluh lainnya. Agar melakukan pembinaan serta sosialisasi ke peternak babi di wilayah kerja masing-masing," tambahnya. 

Nuryani juga meminta para PPL yang telah menerima pelatihan dapat melakukan pendataan/profiling ternak babi di wilayah kerjanya, dan melaporkan apabila menemukan kejadian kasus melalui sistem informasi kesehatan hewan nasional (iSIKHNAS).

Baca juga : Libur Nataru, Kemenhub Perketat Syarat Perjalanan Kereta Api

"Ini semua kita lakukan untuk mencegah perluasan lebih lanjut dan menekan semaksimal mungkin kejadian penyakit pada lokasi yang telah tertular," pungkasnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.