Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Survei Serologi Rujukan Pandemi

Minggu, 20 Maret 2022 08:16 WIB
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (Foto: Istimewa)
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyatakan, hasil survei serologi Covid-19 nasional akan menjadi rujukan penerapan strategi kebijakan Pemerintah menghadapi pandemi. Survei dilakukan untuk melihat persentase antibodi yang telah terbentuk di tengah masyarakat.

Hal itu dikatakan Tito, dalam konferensi pers bersama Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang digelar secara luring dan daring dari Kantor Kemendagri, kemarin. Ikut bergabung secara virtual Tim Survei Serologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) dan jajaran Pemerintah Daerah (Pemda).

Survei ini berlangsung dari periode November hingga Desember 2021, di 100 kabupaten/kota yang berada di wilayah aglomerasi dan nonaglomerasi. Diselenggarakan oleh Kemendagri, bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan melibatkan Tim FKM UI.

Baca juga : Survei BI: Permintaan Dan Penawaran Pembiayaan Korporasi Naik

Tito menuturkan, antibodi merupakan syarat penting untuk menanggulangi Covid19. Secara spesifik, antibodi dapat dihasilkan melalui beberapa cara, seperti dari vaksinasi maupun terinfeksi SARSCoV-2 secara alami.

Menurutnya, Pemerintah telah memiliki data jumlah masyarakat yang telah divaksinasi. Baik dosis pertama, kedua, maupun ketiga. Begitu pula dengan data masyarakat yang terinfeksi SARS-CoV-2 yang terhubung dengan fasilitas kesehatan.

Berbeda dengan data Orang Tanpa Gejala (OTG) atau bergejala ringan. Kelompok ini dinilai memiliki kekebalan tubuh yang baik, sehingga dapat sembuh sendiri dengan cepat. Karena tak menunjukkan gejala sama sekali, pemerintah pun tidak memiliki data masyarakat yang terinfeksi SARS-CoV-2 pada kelompok ini. Untuk mendapatkan data tersebut, pemerintah melakukan survei serologi. “Kita ingin mengetahui juga berapa banyak yang sudah memiliki antibodi karena terpapar tapi tidak sadar atau memang tidak berobat tapi sembuh,” ujar Tito.

Baca juga : Susyen Regina, Dicampakkan Indra Kenz

Hasil survei ini akan menjadi rujukan kebijakan pemerintah dalam menghadapi pandemi. Bila hasil prevalensi antibodinya masih rendah, maka vaksinasi akan ditingkatkan dan protokol kesehatan (prokes) diperketat di daerah tersebut. “Tapi daerah-daerah yang tinggi antibodi masyarakatnya, ya otomatis relaksasi dapat dilakukan meskipun tidak sepenuhnya,” terang mantan Kapolri itu.

Sementara Menkes Budi Gunadi Sadikin membenarkan, hasil survei serologi ini akan menjadi dasar kebijakan Pemerintah menghadapi pandemi. Di antaranya, pemberian vaksinasi dan penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Karena itu, rencananya, survei ini akan dilakukan rutin. Minimal, enam bulan sekali.

“Jadi pertengahan tahun ini akan kita adakan lagi untuk bisa melihat perkembangan dari kondisi kekebalan terhadap virus SARS Covid-2 di Indonesia,” tuturnya. Mantan Wakil Menteri BUMN ini mengungkapkan, sero survei yang dilakukan di Tanah Air menjadi penelitian terbesar kedua di dunia, setelah India. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.