Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Gandeng KADIN, KKP Kerek Investasi Berbasis Ekonomi Biru

Rabu, 6 April 2022 21:17 WIB
Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono Trenggono bersama Ketua Umum KADIN Arsjad Rasjid usai menandatangani MoU antara KKP dan KADIN. (Foto: Ist)
Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono Trenggono bersama Ketua Umum KADIN Arsjad Rasjid usai menandatangani MoU antara KKP dan KADIN. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kamar Dagang dan Industri (KADIN) untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif dan meningkatkan investasi. Keduanya juga bekerjasama mendorong pertumbuhan usaha sektor kelautan dan perikanan berbasis ekonomi biru di Indonesia.

Penandatangan nota kesepahaman kedua belah pihak berlangsung di Gedung Mina Bahari IV, Jakarta Pusat, Rabu (6/4).

"Kita punya potensi yang besar, sektor perikanan menjadi leading sektornya, utamanya di sektor budidaya dan perikanan tangkap. Kerja sama ini harus segera ditindaklanjuti namun tetap harus memperhatikan ekologi, kita jaga wilayah konservasi, pulau-pulau kecil," ungkap Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono Trenggono.

Penerapan ekonomi biru, menurutnya, memang harus dilakukan secara terintegrasi dan saling sinergi. Cakupan ekonomi biru yang dimaksud antara lain pengelolaan sumber daya ikan melalui penangkapan ikan terukur, perluasan dan peningkatan kualitas pengelolaan kawasan konservasi, pengawasan pembangunan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta seluruh aktivitas pembangunan yang memanfaatkan ruang laut, dan juga penanganan sampah laut.

Baca juga : Gandeng WWF, PLN Kembangkan Energi Bersih Berkelanjutan

“Ditargetkan akan terjadi keseimbangan ekologi laut yang terjaga dengan baik, pertumbuhan ekonomi wilayah dan nasional, penyerapan tenaga kerja, peningkatan devisa negara, peningkatan penerimaan negara dari pajak dan PNBP, yang ujungnya adalah kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan,” tambah Menteri Trenggono.

Dengan memerhatikan kelestarian lingkungan, maka ditargetkan akan terjadi keseimbangan ekologi laut yang terjaga dengan baik, pertumbuhan ekonomi wilayah dan nasional, penyerapan tenaga kerja, peningkatan devisa negara, peningkatan penerimaan negara dari pajak dan PNBP, yang ujungnya adalah kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan.

KKP sendiri telah menetapkan program terobosan untuk pembangunan sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang sesuai dengan prinsip ekonomi biru. Meliputi penerapan kebijakan penangkapan terukur berbasis kuota di setiap Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia untuk keberlanjutan ekologi, peningkatan PNBP dan kesejahteraan nelayan, yang akan didukung dengan sistem pengawasan terintegrasi berbasis teknologi satelit.

Kemudian pengembangan perikanan budidaya dengan komoditas berorientasi ekspor, yaitu udang, lobster, kepiting, dan rumput laut. Serta pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal, dengan komoditas unggulan di pedalaman/air tawar, di pesisir/air payau, dan di laut, yang tidak hanya bertujuan untuk mendukung peningkatan ekonomi masyarakat, namun juga untuk melindungi komoditas ikan lokal dari kepunahan.

Baca juga : Dibanding Negara Kawasan ASEAN, Tarif Listrik Indonesia Murah Dan Kompetitif

Sementara itu, KADIN menyambut baik sinergi program dan kerja sama dengan KKP untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif dan meningkatkan investasi serta mendorong pertumbuhan usaha berbasis ekonomi biru.

“Kami akan melakukan sinergi terkait dengan program pengembangan dunia usaha di bidang kelautan dan perikanan, bagaimana meningkatkan kapasitas pelaku usaha di sektor ini, menciptakan pola-pola kemitraan yang cocok, hingga peningkatan investasi di sektor kelautan dan perikanan,” terang Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid.

Menurutnya, roadmap pengembangan blue economy di Indonesia akan menjadi pedoman untuk menetapkan sektor ekonomi biru yang tepat dan berkelanjutan serta memberikan manfaat bagi pertumbuhan berbagai sektor perikanan.

“Meski biaya produksi dan risiko kerusakannya rendah, serta limbah yang dihasilkannya pun cenderung kecil, namun blue economy ini memang memerlukan investasi yang besar untuk mendukung ekonomi pesisir dan kegiatan perikanan dan kelautan yang berkelanjutan. Akan diperlukan investasi kumulatif dari beberapa investasi yang berkesinambungan dan lintas sektor,” ungkap Arsjad.

Baca juga : Angkasa Pura I Gelar Simulasi Bencana Gempa Dan Tsunami Di Bandara YIA

Seperti diketahui, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan potensi kekayaan maritim yang melimpah. Laut di Indonesia menyimpan kekayaan ikan yang besar,  bahkan Indonesia menjadi produsen ikan tangkap terbesar kedua di dunia setelah China. Indonesia juga berperan di pasar perikanan dunia, memasok 10 persen dari kebutuhan ikan di dunia dengan produksi produk perikanan mencapai 23,16 juta ton di tahun 2020.

"Jika melihat dari total produksi perikanan nasional, ekspor produk perikanan Indonesia masih bisa dioptimalkan lagi," ujar dia.

Melalui MOU ini, lanjut Arsjad, KADIN beserta Kementerian Kelautan dan Perikanan akan bekerja sama meningkatkan investasi serta pertumbuhan sektor kelautan dan perikanan. Hal ini dilakukan dengan prinsip blue economy dengan tetap menjaga kelestarian ekosistem laut dan mengutamakan prinsip sustainability. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.