Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kementerian BUMN Dan Kementan Lakukan Pembenahan Bibit Pertanian

Senin, 25 April 2022 20:28 WIB
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga. (Foto: Istimewa)
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementrian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) terus melakukan koordinasi dan kerja sama dengan berbagai kementerian termasuk dengan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk melakukan pembenahan di sektor pertanian.

BUMN-BUMN yang bekerja di sektor pertanian seperti Pupuk, Perkebunan, dan lainnya sedang melakukan pembenahan dan sinkronisasi data.

“Sinkronisasi data dan kerja sama teknis dengan Kementrian Pertanian menjadi sangat penting karena banyak sektor pertanian yang dirambah BUMN," ujar Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, Senin (25/4).

Baca juga : Menteri PUPR Dukung Pembangunan Gedung KBRI Tokyo

Kerja sama dengan Kementan sudah dimulai dengan Program Data Petani bersama Bank BUMN (Himbara) dan Telkom.

Ia menuturkan, kerja sama teknis lainnya adalah pengadaan bibit, karena bibit pertanian menjadi faktor penting untuk mendapatkan hasil pertanian yang baik.

BUMN yang bergerak di komoditi sawit, tebu, kopi dan kakao cukup banyak. Sehingga, pengadaan bibit menjadi bagian penting untuk pengembangan perkebunan.

Baca juga : Kemandirian Wirausaha Muda Topang Pembangunan Bangsa

Apalagi, banyak perkebunan BUMN yang melakukan kerja sama dengan melibatkan petani-petani untuk mendukung produksi BUMN seperti sawit dan tebu. Misalnya, pengadaan bibit bagi para petani sawit dan tebu membutuhkan kerja sama antara Kementrian BUMN dan Kementan sehingga para petani mendapatkan bibit terbaik dan tersertifikasi.

"Pengalaman dari BUMN yang bergerak di bidang ini, banyak menemukan bibit-bibit bersertifikat palsu yang dibeli para petani dari pihak ketiga," ungkapnya.

Ia menilai, bibit-bibit bersertifikat palsu yang sangat merugikan para petani karena memberikan dampak besar hasil komoditi mereka, tentunya juga akan merugikan BUMN. Sebab, berdampak kepada volume pasokan ke pabrik-pabrik BUMN.

Baca juga : Kemenag Mulai Cairkan Dana Bantuan Madrasah Rp 336 Miliar

“Kondisi inilah yang membuat Kementrian BUMN mendorong kerja sama untuk sinkronisasi data dan teknis dengan Kementrian Pertanian. Sehingga, di satu sisi para petani mendapatkan bibit terbaik, di sisi lain target produksi tercapai," pungkas Arya. [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.