Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Epidemiolog Nilai Tepat Kebijakan Penanganan PMK Pemerintah

Rabu, 25 Mei 2022 16:43 WIB
Pengawasan yang dilakukan terhadap sapi untuk antisipasi PMK/Ist
Pengawasan yang dilakukan terhadap sapi untuk antisipasi PMK/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Epidemiolog dari Nusa Tenggara Timur (NTT) Ewaldus Wera mengapresiasi upaya Kementerian Pertanian (Kementan) menangani penularan dan pencegahan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Salah satunya dengan mengatur lalu lintas hewan ternak dari satu daerah ke daerah lain.

Menurut Ewaldus, upaya pencegahan oleh pemerintah saat ini sudah sangat tepat, mengingat penularan PMK bisa melalui kontak langsung bahkan lewat udara.

"Pemerintah telah melakukan tupoksinya dengan baik. Pengawasan lalu lintas ternak dari dan ke daerah tertular sudah dilakukan dengan baik. Namun, tugas pengawasan ini perlu dukungan dan partisipasi dari masyarakat juga," ujar Doktor bidang Epidemiologi dan Ekonomi Veteriner Wageningen University ini, Selasa (24/5).

Baca juga : PAN Jamin KIB Nggak Ganggu Kerja Pemerintah

Meski demikian, Ewaldus berharap pemerintah segera menyelesaikan pembuatan vaksin dalam negeri untuk mengurangi risiko penularan yang lebih besar. Adapun vaksin yang ada nanti harus yang sesuai dengan serotipe wabah.

"Saya sangat setuju vaksin yang digunakan merupakan vaksin hasil produksi dalam negeri," katanya.

Ewaldus menghargai upaya para peternak dalam memperkuat imun tubuh hewan melalui racikan kunyit, madu dan bahan alami lainya.

Baca juga : Menkominfo Pastikan Indonesia Tak Ketinggalan Perkembangan Metaverse

Menurutnya, racikan semacam itu bisa jadi menambah daya tahan imun tubuh hewan, sehingga sistem organ tubuhnya mampu melawan virus yang ada didalam tubuh.

"Tapi itu hanya mengobati infeksi sekunder, bukan mengurangi jumlah virus yang menginfeksi ternak. Jika ada yang sembuh, bukan berarti sembuh dari PMK. Itu hanya sembuh lukanya saja. Sedangkan virusnya mungkin masih ada potensi menyebarkan virus ke ternak lain yang masih sehat," jelasnya.

Meski demikian, Ewaldus meminta pemerintah menekan penyebaran penularan melalui pengetatan lalu lintas ternak, terutama daerah tertular, jangan sampai masuk ke daerah yang masih bebas.

Baca juga : Pendampingan Ketat di Seluruh Balai Ternak, Cegah Penularan PMK pada Hewan

“NTT adalah salah satu daerah ternak dan masih bebas. Kami berharap pemerintah melakukan penguatan terhadap pengawasan ini,” pinta Ewaldus.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.