Dark/Light Mode

Harga Cabe Melonjak, Kementan Bergerak

Rabu, 29 Juni 2022 15:30 WIB
Kawasan budidaya cabe siap panen/Ist
Kawasan budidaya cabe siap panen/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Melonjaknya harga cabe sejak awal Juni lebih disebabkan oleh produktivitas pertanaman yang menurun, sebagai dampak cuaca ekstrem dengan intensitas curah hujan yang masih tinggi di sepanjang tahun sejak Oktober 2021 hingga Juni 2022 . 

Berdasarkan data BMKG, curah hujan pada periode April-Mei 2022 cenderung lebih tinggi dibandingkan periode April-Mei 2021. 

Hal ini secara tidak langsung menyebabkan peningkatan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Phytophthora,

penyebab penyakit busuk daun pada cabe, dan juga penyakit antraknosa. Namun, bukan berarti tidak ada produksi, hanya saja terdapat penurunan luas tambah tanam maupun terdapat kerusakan tanaman akibat kondisi cuaca yang ekstrem.

Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto memaparkan, berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, serangan OPT pada Mei 2022 terbanyak adalah Antraknosa seluas 851,72 Ha, Phytophthora seluas 204,87 ha dan layu Fusarium seluas 64,35 Ha. 

Baca juga : Warga Prancis Diminta Kembali Pakai Masker

Serangan antraknosa yang masif juga membuat kualitas buah menurun. Kehilangan hasil yang diakibatkan oleh Antraknosa berkisar antara 20 – 90 persen (Sumber : Info Teknologi Litbang Kementan 11 Juli 2016), sehingga mendorong petani untuk memanen buah sebelum waktunya. 

Hal ini berdampak pada ketersediaan cabe di pasar khususnya yang berwarna merah berkurang.

Sesuai dengan arahan Mentan Syahrul Yasin Limpo agar Kementan menjamin ketersediaan komoditas pangan strategis.

Pria yang akrab disapa Anton ini selalu menggerakkan seluruh jajarannya untuk memonitor kondisi pertanaman cabe di lapangan, dan melakukan upaya-upaya untuk meredam gejolak harga agar tidak berkepanjangan.

“Ditjen Hortikultura sudah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mengatasi gejolak harga cabe ini serta mengamankan pasokan cabe nasional,” katanya.

Baca juga : Kalau Mau Menang, PDIP Jangan Sendirian

Sejak tahun 2020, menurutnya, Pemerintah sudah menyiapkan Early Warning Sistem (EWS) untuk mengantisipasi kerawanan produksi. Pemerintah juga menyediakan bantuan saprodi dan benih untuk pengembangan kawasan dengan fokus pada daerah pengembangan/defisit melalui program kampung hortikultura. 

Selain itu, Pemerintah juga memberikan bantuan  biaya distribusi  dari daerah surplus ke daerah defisit  saat terjadi gejjolak harga.

Terkait cuaca ekstrem yang menyebabkan rusaknya pertanaman cabe di beberapa wilayah, Anton pun menegaskan jajarannya telah berupaya melakukan langkah preventif untuk mengatasi serangan OPT yang menyerang tanaman cabai. 

Setiap tahun, Ditjen Hortikultura selalu mengadakan bimtek budidaya cabe ramah lingkungan yang kita laksanakan di seluruh wilayah Indonesia. Tentu saja tujuannya agar para petani bisa memelihara tanamannya agar lebih baik lagi. 

Yang namanya kondisi cuaca itu berkah dari Tuhan, tentunya tidak bisa dilawan. Oleh karena itu, semua harus berupaya untuk menjaga tanaman lebih baik lagi. Jika nutrisi tanaman tercukupi, pastinya tanaman akan lebih kuat dan tahan dari serangan hama penyakit.

Baca juga : Menanti Sentuhan Lewandowski

Untuk mengatasi pertanaman yang sudah mengalami kerusakan, Pemerintah sudah menyiapkan gerakan pengendalian (Gerdal) OPT cabe seluas 1.192 Ha. Pemerintah juga sudah menyiapkan KUR Hortikultura/cabe untuk modal awal budidaya dengan bunga ringan, agar petani dapat memulai kembali kegiatan budidaya cabe.

Agar masyarakat lebih mudah memperoleh cabe, Kementan juga sudah menyediakan Pasar Tani dan TTIC untuk mendekatkan produsen ke konsumen. 

Selain itu, saat ini sedang disiapkan platform e-commerce untuk pemasaran produk hortikultura secara online. 

Produk hortikultura yang tersedia di Pasar Tani dan TTIC ini diambil langsung dari para petani. Jadi, harganya bisa lebih murah dibandingkan di pasar eceran. 

“Jangan ragu lagi, ayo Kita belanja kebutuhan pangan di Pasar Tani dan TTIC. Harga murah, kualitas tetap utama," ajak Anton.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.