Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kenaikan Harga Tiket Taman Komodo Demi Keadilan & Ekonomi Warga NTT

Rabu, 20 Juli 2022 23:06 WIB
Taman Nasional Komodo (TNK) di NTT
Taman Nasional Komodo (TNK) di NTT

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Komodo Lawyers Club, Plasidus Asis Deornay buka suara terkait sistem dan tarif baru masuk Taman Nasional Komodo (TNK). Isu kenaikan tarif yang menjadi perhatian adalah soal keadilan dan kemanfaatannya untuk semua stakeholder.

"Jadi fokus utama saya kepada isu kenaikan tarif masuk TNK bukan soal harganya yang dianggap mahal, tetapi lebih kepada soal keadilan dan kemanfaatannya untuk semua stakeholder," ujar Asis dalam keterangannya Rabu, (20/7).

Menurutnya, keuntungan kenaikan tarif itu harus menyasar untuk semua stakeholder. Selama ini, dalam pengamatannya, keuntungan penjualan tiket di Taman Nasional Komodo yang justru mendapatkan keuntungan yang besar itu adalah Pemerintah Pusat dan para broker/mafia wisata komodo.

"Jika sekarang ada yang protes tentang kebijakan kenaikan tarif masuk ke Taman Nasional Komodo dan menentang kehadiran perusahaan daerah PT Flobamor sebagai perusahaan pengelola TNK, saya menilai bahwa kelompok tersebut merupakan kelompok sakit hati dan kelompok broker. Mengapa? Sebab ruang gerak mereka telah dibatasi oleh sistem dan aturan yang baru," jelas Asis.

Tak hanya itu, Asis menambahkan, mereka tidak lagi leluasa mempermainkan harga dan tidak membuat harga sesuka hatinya. 

Baca juga : Biasakan Karyawan Hidup Sehat, PPLI Kembali Gelar Donor Darah

"Dan bahkan sampai menjual paket wisata bodong yang jelas-jelas merugikan daerah kita," tegasnya.

"Sekarang sistem dan harga masuk Taman Nasional Komodo diatur dan ditentukan oleh daerah sendiri," tambahnya.

Jadi, lanjut Asis, soal tarif ini adalah sebuah terobosan yang hebat dan cerdas. Pasalnya, dari sisi bisnis, kebijakan ini patut di apresiasi dan diacungkan jempol. 

"Artinya, NTT tidak lagi dinilai bodoh seperti yang dikatakan orang di luar sana," ujarnya.

Asis menambahkan, kemajuan dunia dengan segala bentuk persaingannya harus dibaca dan direbut sebagai sebuah peluang bisnis.

Baca juga : Menag Pastikan Jemaah Tetap Terlayani Katering Setelah Armuzna

"Negara kita kaya akan sumber daya alam, tapi sayangnya harganya sangat murah di mata dunia," ujarnya.

Hal inilah yang menjadi dasar pemikirannya pada isu kenaikan tarif masuk ke Taman Nasional Komodo Labuan Bajo.

Dirinya membeberkan, motivasi Presiden Jokowi membangun Kota Labuan Bajo dan menyematkan kota ini sebagai kota super premium justru semangat dasarnya adalah mendongkrak kemajuan daerah yang dulunya tertinggal menjadi maju di mata dunia.

"Aset binatang Komodopun demikian. Kalau dulu anda melihat Komodo Murah. Sekarang tidak lagi. Mengapa mahal? Sebab binatang varanus Komodo ini adalah satu-satunya di dunia. Hukum bisnisnya ya begitu,"katany 

Hal inilah yang menjadi isu utama pada isu kenaikan tarif masuk Taman Nasional komodo.

Baca juga : Tak Jadikan Syarat Koalisi, Tapi Demokrat Tetap Dorong AHY Capres

"Saya meyakini bahwa, sistem dan kebijakan yang baru ini tidak hanya berdampak pada kemajuan daerah tetapi juga akan dirasakan oleh semua warga NTT," ungkapnya.

Begitu juga soal tuntutan "keadilan" yang selama ini kita perjuangkan. Puluhan tahun pemerintah pusat mengelola TNK. Apa hasilnya? Berapa yang kita dapat? Kecil kok.

"Saatnya, kita mandiri. Saatnya pariwisata kita maju. Kita rebut pasar dunia, dan saatnya kita menemukan kemerdekaan. Mimpi kita untuk mengelola Taman Nasional Komodo kini telah terwujud," pungkasnya.

Untuk itu, Ia mengucapkan terima kasih untuk presiden Jokowi, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Menteri Pariwisata Sandiaga Uno, Kementrian terkai  yang berpikir keras untuk kemajuan NTT yang lebih baik dan bermartabat.■ 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.