Dark/Light Mode

Atasi Kekeringan Ekstrem, PUPR Bangun Delapan Embung Di Maluku

Rabu, 31 Agustus 2022 15:10 WIB
Pembangunan embung di Kepulauan Tanimbar Maluku
Pembangunan embung di Kepulauan Tanimbar Maluku

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun delapan embung di Kepulauan Tanimbar Provinsi Maluku sebagai upaya meningkatkan tampungan air. Hal ini guna mengatasi kekeringan akibat kemarau ekstrem yang kerap melanda wilayah tersebut. 

Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan, Endra S Atmawidjaja mengatakan, bahwa infrastruktur PUPR tidak hanya dibangun di pulau besar dan kota-kota utama, tetapi juga menjangkau pulau-pulau terisolir serta kota-kota kecil bahkan perdesaan secara merata. Salah satunya, di Kepulauan Tanimbar. 

Juru Bicara Kementerian PUPR ini menambahkan, penyediaan sarana dan prasarana jalan, jembatan, rumah, sekolah, air baku dan air bersih sangat penting. 

Baca juga : Jaga Persaingan Usaha, Kemenhub Bakal Tetapkan Tarif Angkutan BTS

“Di beberapa pulau terpencil atau terluar, masih banyak masyarakat yang kesulitan memperoleh air bersih. Realitas seperti ini menjadi perhatian Kementerian PUPR untuk terus berupaya menyediakan infrastruktur, antara lain pembangunan embung,” kata Endra, Rabu (30/8).

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Marva Rania Ibnu mengatakan, dari total delapan embung tersebut sebanyak dua embung yang baru selesai dibangun pada 2020 tersebut utamanya ditujukan untuk konservasi air serta pengendalian banjir. 

"Dua embung yang dibangun pada 2020 tersebut yakni Embung Desa Arma dengan kapasitas tampungan 2.156 m3 dan Embung Sofyanin dengan kapasitas 2.850 m3. Saat ini keduanya sudah selesai dan sudah dirasakan manfaatnya oleh penduduk sekitar," kata Marva. 

Baca juga : Anies Resmikan Pesantren Difabel Di Lebak Bulus

Pembangunan Embung Arma di Pulau Yamdena dengan luas genangan 1.078 m2 dilaksanakan dengan APBN Tahun 2020 sebesar Rp 5,43 miliar dan Embung Sofyanin  di Pulau Fordata dengan APBN Tahun 2020 sebesar Rp 3 miliar. 

Sisanya sebanyak enam embung lainnya, yakni Embung Sangliat Krawain berkapasitas   1.896 m3 dibangun pada 2019, Embung Alusi Kelaan berkapasitas 2.121 m3 dibangun pada 2019, Embung Batu Putih berkapasitas 3.100 m3 dibangun pada 2017, Embung Lorwembun berkapasitas 1.980 m3 dibangun pada 2017, Embung Kelaan berkapasitas 3.500 m3 dibangun pada 2017, dan Embung Aruibab berkapasitas 1.542 m3 dibangun pada 2014. 

Dikatakan Marva, untuk pemeliharaan dan pengembangan embung kedepannya, BWS Maluku telah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat. 

Baca juga : Mudahkan Konektivitas, PUPR Kebut Bangun Jalan Lingkar Sepaku IKN

"Rencana selanjutnya untuk embung-embung yang telah dibangun tersebut kami akan lakukan pengembangan pemanfaatannya sebagai ruang publik seperti ekowisata untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap konservasi air dan lingkungan," ujarnya. 

Embung merupakan salah satu teknik pemanenan air yang sangat sesuai di daerah yang sering mengalami kekeringan. Embung berfungsi untuk mendistribusikan dan menjamin kontinuitas ketersediaan air untuk berbagai kebutuhan masyarakat, yaitu menyimpan air pada saat musim penghujan untuk dapat dimanfaatkan pada waktu diperlukan. Selain itu, embung juga berfungsi untuk mengisi kembali air tanah sebagai upaya konservasi sumber daya air.■
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.