Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Produk Smooth Fluid Kilang Pertamina Dukung Capaian TKDN
- Wali Murid SMAN 70 Cenat Cenut Ditagih Rp 800 Ribu Untuk Donasi Kelulusan
- Bank DKI Salurkan KJP Plus Tahap I 2025 Kepada 707.622 Siswa Di Jakarta
- Tambah SPKLU, PLN Antisipasi Lonjakan Pemudik Kendaraan Listrik
- Pertamina Drilling Tekankan Keselamatan Kerja di Safari Ramadan 2025
BBM Naik, Teten Cs Siapkan Kasih Bantuan Ke UKM
Selasa, 20 September 2022 23:04 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM), Teten Masduki memastikan, saat ini Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) terus berkoordinasi dengan Kementerian BUMN menyediakan program serta bantuan bagi para pelaku usaha yang terkena dampak langsung akibat kenaikan BBM.
Saat ini sinergi keduanya dalam membantu pelaku UMKM yang terdampak dari kenaikan BBM ini di mulai dengan Program Solusi Solusi Nelayan (Solar untuk Koperasi Nelayan). Di mana sekitar 60 persen biaya produksi nelayan untuk pengadaan BBM.
“Itu sudah kita mulai dengan nelayan kecil yang kapasitasnya di bawah 30 GT. Kami meng-address solusi nelayan dengan Kementerian BUMN. Dengan menyediakan SPBU di desa nelayan, agar mereka bisa mengakses solar BBM dengan harga yang lebih murah,” jelas Teten di Jakarta, Selasa (20/9).
Baca juga : Rombak Deputi, Teten Bidik Pertumbuhan Koperasi Dan UMKM
Menurutnya, sebelum ada kenaikan BBM, para nelayan sudah mengakses BBM solar sekitar Rp 6.000-Rp 10.000 per liter dan Pertalite diharga Rp 12.000. “Ada sekitar 11.000 desa nelayan tapi SPBU nya cuma ada 388 unit, sehingga mereka harus membeli ke pengecer dengan harga yang cukup tinggi,” kata MenKopUKM.
Untuk itu, dengan Program Solusi Solusi Nelayan diharapkan nanti di setiap desa akan terdapat SPBU-SPBU mini, sehingga nelayan bisa membeli harga solar sesuai dengan harga SPBU. Jadi kenaikan BBM tidak akan terlalu terasa bagi nelayan. “Bahkan akan lebih murah dari sebelumnya harga yang biasa mereka beli,” tutur Teten.
Hal lain yang juga menjadi amanat Presiden Jokowi ke Kemenkop UKM dan Kementerian BUMN adalah memikirkan dampak kenaikan BBM yang dirasakan langsung oleh petani.
Baca juga : TMP Kalibata Siapkan Pemakaman Prof Azyumardi
“Setelah dilakukan pembicaraan, ternyata memang para petani itu pupuk yang paling besar biaya produksi jika nanti ada kenaikan gas. Bagaimana LPG bahan baku untuk pupuknya, lonjakan harga ketika naik nanti pasti harus kita diantisipasi. Namun programnya seperti apa pasti berbeda,” beber Teten.
Tak hanya itu, Pemerintah dalam hal ini Kemenkop UKM juga sudah memikirkan bagaimana para pedagang kaki lima, tukang gorengan, hingga penjual makan kecil yang konsumsi gasnya tinggi agar tak merasakan imbas yang terlalu dalam jika gas LPG ikut naik.
“Tapi kan untungnya gas ini belum naik yak. Tapi kita juga sudah memikirkan bagaimana mereka bisa mendapatkan gas yang bersubsisi, sehingga bisa menjadi solusi supaya subsidi gas ini jauh lebih tepat sasaran,” terangnya.
Baca juga : Kemenag Siapkan Regulasi Cegah Kekerasan Anak Di Ponpes
Saat ini yang mungkin dilakukan adalah dengan sistem voucher gas untuk pedagang gorengan. Namun diakui Menteri Teten rencana tersebut masih dalam tahap pembicaraan.
“Intinya kita membantu by name by address. Di mana para pelaku UMKM yang menurut kami memang berhak mendapatkan bantuan gas subsidi misalnya. Kita masih membahas, memang polanya akan di mulai dengan yang memang paling berdampak dengan kenaikan BBM maupun gas, yaitu yang memang ongkos produksinya lebih besar membeli BBM dan gas,” tandasnya.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya