Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Di Paviliun Indonesia, Menteri Siti Berbagi Pengalaman NDC Yang Lebih Ambisius

Senin, 7 November 2022 09:52 WIB
Menteri KLHK Siti Nurbaya pada Sesi Talk Show NDC Yang Lebih Ambisius di Paviliun Indonesia pada acara COP 27 United Nations Climate Change Conference (UNFCCC), di Sharm El Sheikh, Mesir, Minggu (6/11). (Foto: KLHK)
Menteri KLHK Siti Nurbaya pada Sesi Talk Show NDC Yang Lebih Ambisius di Paviliun Indonesia pada acara COP 27 United Nations Climate Change Conference (UNFCCC), di Sharm El Sheikh, Mesir, Minggu (6/11). (Foto: KLHK)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya mengungkapkan, perjalanan Indonesia tidak mudah untuk meningkatkan Enhanced National Determined Contribution (NDC). Hal tersebut disebabkan kondisi yang sangat menantang di tengah upaya pemulihan pasca Covid-19 dan situasi ekonomi global yang dinamis.

"Pada kesempatan ini kami sampaikan komitmen Indonesia yang lebih ambisius yang disertai upaya terbaik dari langkah-langkah mitigasi domestik, dalam meningkatkan pencapaian tujuan Perjanjian Paris, dengan tetap memastikan prioritas nasional kami," kata Menteri Siti pada Sesi Talk Show “NDC Yang Lebih Ambisius”, sebagai acara pertama di Paviliun Indonesia, yang diselenggarakan bersamaan dengan COP 27 United Nations Climate Change Conference (UNFCCC), di Sharm El Sheikh, Mesir, Minggu (6/11).

Enhanced NDC adalah peta jalan mitigasi dan adaptasi dan strategi Jangka Panjang untuk Perjanjian Rendah Karbon dan Kompatibel dengan Paris untuk 2050.

Baca juga : Tinjau Command Center, Kapolri Pastikan Pengamanan KTT G20

Dokumen Enhanced NDC mencerminkan kebijakan, tindakan dan implementasi NDC yang diperbarui dengan target tambahan yang disumbangkan dan disepakati oleh semua sektor di kementerian terkait dan melibatkan partisipasi sub-nasional, sektor swasta dan masyarakat lokal.

Poin penting lain dari Enhanced NDC bahwa Indonesia juga menganggap adaptasi sama pentingnya dengan mitigasi, sebagaimana digambarkan dengan jelas dalam dokumen tentang peningkatan ekonomi, sosial dan mata pencaharian, ketahanan ekosistem dan lanskap.

Menteri Siti menjelaskan, dalam Enhanced NDC Indonesia memutakhirkan kebijakan FOLU Net-sink 2030 sebagai dasar menuju penyelarasan Strategi Jangka Panjang Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim 2050 (LTS-LCCR 2050) dengan visi mencapai Net-Zero-Emission pada 2060 atau lebih cepat.

Baca juga : Tutup Pelatihan Bela Negara, Menteri PUPR: Terima Kasih Kepada Kapassus

Peningkatan NDC menunjukkan peningkatan komitmen Indonesia melalui peningkatan target pengurangan GRK, peningkatan program, strategi dan tindakan dalam mitigasi, adaptasi, kerangka transparansi dan pengaturan cara pelaksanaan termasuk melalui penetapan harga karbon.

"Di sektor kehutanan, pembayaran berbasis hasil (RBP) telah diterima dari Green Climate Fund dan FCPF Carbon, begitu juga dengan komitmen dari Norwegia dan BioCF Carbon Fund," ujar Menteri Siti.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Siti juga menyampaikan bahwa Indonesia telah memperbarui Strategi Nasional REDD+ 2021-2030 yang telah diserahkan ke Sekretariat UNFCCC. Strategi ini meletakkan dasar yang lebih kokoh untuk mencapai target bersyarat minus 140 Juta ton CO2e pada tahun 2030.

Baca juga : Suara PAN Kenceng Juga Nih

"Sesi Talk Show ini bertujuan untuk berbagi pandangan dan pengalaman beberapa negara dalam mengembangkan NDC yang lebih ambisius. Kami juga ingin belajar dari semua narasumber dan peserta tentang aksi-aksi yang dilakukan di tingkat nasional untuk mencapai tujuan global, termasuk tantangan yang dihadapi dan peluang yang dapat digali," kata Menteri Siti mengakhiri sambutannya.

Adapun narasumber pada talkshow tersebut yaitu Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, Laksmi Dhewanthi; Chief Executive Officer Egyptian Environmental Affairs Agency, Ali Abo Sena; State Secretary of Climate Change, Sustainable Development and Innovation of the Ministry of Environment and Sustainable Development Republik Argentina, Cecilia Nicolini; dan COP26 Regional Ambassador to Asia-Pacific and South Asia, UK, Ken O'Flaherty. Jalannya talkshow dipandu oleh Penasihat Senior Menteri LHK, Effransjah.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.