Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Menteri Siti Puji Industri Hulu Migas Terapkan Teknologi Rendah Emisi

Jumat, 25 November 2022 10:08 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya
Menteri LHK Siti Nurbaya

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengapresiasi berbagai upaya yang dilakukan pelaku usaha sektor hulu migas dalam menurunkan emisi karbon di kegiatan operasionalnya. Keberhasilan penerapan teknologi terkini di kegiatan hulu migas akan memberi dampak signifikan pada upaya pemerintah menurunkan emisi karbon secara nasional.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya mengatakan, Pemerintah menghargai dan menaruh harapan besar terhadap program penurunan emisi melalui penerapan teknologi maju yang telah diterapkan oleh hulu migas. Pasalnya, keberhasilan program ini akan sangat mempengaruhi pencapaian target dekarbonisasi atau Net Zero Emission (NZE) Indonesia

“Saya sampaikan terima kasih dan apresiasi yang amat tinggi terhadap industri hulu migas yang sudah mengawal program penghijauan sebagai komitmen menuju NZE pada 2060 atau lebih cepat,” kata Siti Nurbaya saat berbicara pada 3rd International Oil and Gas Convention 2022 yang digelar 23-25 November di Nusa Dua, Bali.

Baca juga : Kinerja Industri Keuangan Diramal Tetap Kinclong

Siti menyebut, Panel Antar Pemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) ke-6 bahwa dalam upaya membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius, dibutuhkan pengurangan emisi gas rumah kaca global yang cepat, dalam dan berkelanjutan. Termasuk mengurangi emisi karbon dioksida global sebesar 45 persen dan sebesar 43 persen pada 2030. 

Mengacu pada IEA22 Emisi gas rumah kaca global di sektor energi, lanjut Siti, pada 2018 dikontribusikan 42 persen dari batubara, 37 persen dari minyak, dan 21 persen dari gas alam. IPCC juga merekomendasikan negara-negara untuk fokus pada pengurangan infrastruktur bahan bakar fosil yang didominasi oleh sektor listrik. Ini ditindaklanjuti dengan keputusan di Glasgow yang mengamanatkan negara-negara untuk beralih ke energi emisi rendah. 

“Sama halnya dengan kondisi global, industri migas di Indonesia, masih memiliki peran signifikan dalam menyediakan kebutuhan energi khususnya di sektor transportasi dan industri,” ujarnya.

Baca juga : Tips Hilangkan Scar Atau Bekas Luka Dengan Teknologi RF Cannula Subcision

“Agar kita dapat bergerak maju mencapai NZE 2060 atau lebih cepat, minyak dan gas dituntut untuk merespons dengan tepat dan cepat  dalam transisi ke dekarbonisasi. Saya juga ingin menyambut perusahaan minyak dan gas yang telah mendeklarasikan atau mengambil langkah-langkah untuk didekarbonisasi pada tahun 2050 dalam menanggapi tantangan ini,” paparnya.

Sejumlah teknologi CCS dan CCUS sebagaimana direkomendasikan oleh IPCC R6 telah diterapkan. Selain itu, ada beberapa perusahaan juga telah bergerak maju yang menggeser keseluruhan proses bisnis terkait aspek teknis dan keuangan. 

“Dalam kesempatan ini, saya juga ingin mengajak SKK Migas dan perusahaan migas untuk membahas lebih lanjut mengenai kemungkinan memasukkan aksi mitigasi jangka pendek ke dalam NDC Kedua mendatang yang rencananya disiapkan Pemerintah,” tegasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.