Dark/Light Mode

Sidang ASCC Ke-29 Matangkan Komitmen 4 Pilar Sosbud ASEAN

Kamis, 11 Mei 2023 16:12 WIB
Foto: Humas Kemenko PMK.
Foto: Humas Kemenko PMK.

RM.id  Rakyat Merdeka - Sidang Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN ke-29/ The 29th ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) Council Meeting telah terselenggara di Hotel Sofitel Nusa Dua Bali, pada Senin (8/5).

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy selaku pemimpin sidang ASCC memberi pengarahan pada pertemuan tentang berbagai prioritas utama Pilar Sosial Budaya ASEAN di bawah tema Keketuaan Indonesia, “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”.

Beberapa isu prioritas yang menjadi pembahasan dalam penyelenggaraan sidang ASCC ke-29 ini. Di antaranya perlindungan pekerja migran, pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan melalui jejaring antar desa ASEAN.

Juga, memperkuat upaya regional untuk mempromosikan pembangunan yang inklusif, inisiatif One Health di ASEAN.

Sidang ASCC ke-29 dihadiri Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN. Yaitu, Menteri Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Brunei Darussalam, Haji Nazmi Bin Haji Mohammad.

Lalu, Menteri Informasi, Budaya, dan Pariwisata Laos, Suanesavanh Vignaket dan Menteri Pariwisata, Seni dan Kebudayaan Malaysia, Dato’ Tiong King Sing.

Baca juga : Menko PMK Pimpin Sidang Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN Ke-29

Kemudian, Menteri Pembangunan Sosial dan Keluarga Singapura, Masagoz Zulkifli, dan Menteri Pembangunan Kesejahteraan Sosial Filipina, Rex Gatchalian.

Selain itu hadir juga Sekretaris Kementerian Pembangunan Sosial dan Keamanan Manusia Thailand Anukul Peedkaew. Lalu, Menteri Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Vietnam Nath Bunroeun.

Berikutnya, Deputi Menteri Tenaga Kerja, Penyandang Disabilitas, dan Sosial Vietnam Nguyen Ba Hoan, dan Wakil Menteri Sosial dan Inklusi Timor-Leste, Signi Chandrawati Verdial; serta hadir pula Sekjen ASEAN, Kao Kim Hourn.

Di hadapan para delegasi Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN Menko PMK menerangkan pentingnya empat dokumen keluaran Pilar Sosial Budaya ASEAN.

Yakni, ASEAN Leaders’ Declaration on One Health Initiative dan ASEAN Declaration on Protection of Migrant Workers in Crisis Situations.

Lalu, ASEAN Declaration on the Placement and Protection of Migrant Fishers; dan ASEAN Leaders’ Statement on the Establishment of the ASEAN Villages Network yang akan diajukan untuk adopsi para Kepala Negara ASEAN di KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo.

Baca juga : Indonesia Siap Kawal Capaian Tiga Pilar Utama Keketuaan ASEAN 2023

Prioritas pertama adalah One Health Initiative untuk memperkuat arsitektur kesehatan regional. Hal ini dilatarbelakangi oleh munculnya Pandemi Covid-19 yang mengakibatkan krisis multidimensi dan kerentanan kesehatan semakin meningkat.

Selain itu, deklarasi One Health Initiative menekankan keterpaduan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan ke dalam sistem kesehatan untuk meningkatkan pencegahan dan respons terhadap pandemi di masa depan.

"Melalui adopsi ASEAN Leaders’ Declaration on One Health Initiative, Indonesia menekankan pentingnya pendekatan terintegrasi untuk mengatasi tantangan kesehatan yang kompleks ini," ujar Muhadjir.

Kedua, untuk memperkuat perlindungan pekerja migran, termasuk mereka yang berada dalam situasi krisis baik di darat maupun di laut.

Hal ini sebagai respons terhadap dampak signifikan pandemi terhadap komunitas pekerja migran di kawasan ASEAN. Karenanya, dua dokumen, yakni ASEAN Declaration on Protection of Migrant Workers in Crisis Situations dan ASEAN Declaration on the Placement and Protection of Migrant Fishers diajukan Indonesia dalam Pilar Sosial Budaya.

"Merupakan kewajiban moral kami untuk memastikan bahwa komunitas-komunitas tersebut terlindungi dengan baik, sejalan dengan semangat Konsensus ASEAN tentang Perlindungan dan Pemajuan Hak-Hak Pekerja Migran," ujar Menko PMK.

Baca juga : Daia Detergen Manjakan Konsumen dengan Program Daia Mudik Asik

Ketiga, percepatan pembangunan desa dan pengentasan kemiskinan melalui pembentukan jaringan desa dan kerjasama dengan Mitra ASEAN dan sektor swasta melalui dokumen ASEAN Leaders’ Statement on the Establishment of the ASEAN Villages Network.

"Ini adalah agenda Indonesia untuk melibatkan berbagai aktor dalam pembangunan komunitas regional. Hal ini sebagai upaya memajukan ASEAN yang inklusif dan relevan dengan perkembangan isu global," ungkapnya.

Dalam sidang itu, para delegasi menyetujui dokumen keluaran yang diajukan Indonesia pada Pilar Sosial Budaya ASEAN.

Kemudian nantinya, Muhadjir menyatakan, hasil dari Sidang Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN ke-29 ini akan diresmikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN (KTT) ASEAN di Labuan Bajo pada 9-11 Mei 2023.

"Berbagai rekomendasi dari pertemuan ASCC akan disampaikan kepada kepala negara di KTT ASEAN, khususnya kepada Bapak Presiden Joko Widodo selaku Ketua ASEAN Tahun 2023," ucap Muhadjir.

Dalam kesempatan Sidang Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN ke-29, untuk kali pertama, Timor Leste berpartisipasi dalam Sidang ASCC sebagai observer.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.