Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

48 Juta Ton Makanan Terbuang Sia-sia

Kepala Daerah Diminta Gencar Kampanye Stop Boros Pangan

Jumat, 9 Juni 2023 07:45 WIB
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian. (Foto: Ist)
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia menjadi negara nomor dua di dunia dengan tingkat boros pangan atau Food Loss and Waste (FLW) setelah Arab Saudi.

Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), banyak masyarakat Indonesia membuang-buang makanan. Padahal, banyak juga yang masih kekurangan pangan.

Untuk itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta kepala daerah gencar melakukan kampanye stop boros pangan kepada masyarakat.

"Kita termasuk negara nomor dua setelah Saudi. Ini mungkin informasi yang menarik, tapi kami kira kita perlu merumuskan nanti Badan Pangan. Pemerintah pusat perlu merumuskan kampanye mengenai stop boros pangan ini," ujar Tito dalam keterangan resminya, kemarin.

Baca juga : Banteng Atur Kepala Daerah Terima Tamu

Eks Kapolri ini menilai, kam­panye stop boros pangan saat ini belum sepenuhnya dipahami masyarakat.

Karena itu, dia meminta kepada Pemerintah Pusat dan daerah agar melakukan tindakan dalam rangka menghemat pangan.

Sementara, Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Bapanas I Gusti Ketut Astawa menuturkan, secara global ada 1,3 miliar ton makanan terbuang setiap tahun.

Menurutnya, angka ini se­tara dengan 1/3 pangan yang diproduksi untuk dikonsumsi penduduk dunia. Khusus untuk Indonesia, timbunan FLW pada tahun 2000 hingga 2019 menca­pai 23-48 juta ton/tahun.

Baca juga : Ratusan Warga Tangerang Girang Serbu Bazar Sembako Murah Gardu Ganjar Banten

"Mudah-mudahan jargon stop boros pangan ini yang begitu besar bisa kita turunkan, sehingga akan lebih bermanfaat dan bisa memacu ekonomi kita itu sendiri," ujar Gusti.

Mengingat potensi FLW yang be­gitu besar, Gusti berharap, ada kerja sama antara Pemerintah Pusat dan daerah yang mampu menekan angka boros pangan di dalam negeri.

"Mari kita gaungkan dalam rangka jaga ketahanan pangan nasional di wilayah masing-masing," ajak dia.

Ketua Bapanas Arief Prasetyo Adi mengimbau kebiasaan boros pangan harus segera diubah.

Baca juga : Banyak Yang Kuasai Aset Daerah, KPK Minta Pemda Tertibkan Mantan Pejabat

Sebab, boros pangan merupakan perilaku mubazir yang harus dihindari karena berdampak bu­ruk pada diri dan lingkungan.

Gerakan pencegahan boros pangan, kata Arief, sudah men­jadi salah satu program utama yang dijalankan. Hal ini erat kaitannya dengan pengentasan kerawanan pangan dan gizi.

"Hal ini sejalan dengan arahan Presiden yang meminta semua pihak berkolaborasi mengatasi permasalahan kerawanan pangan dan gizi. Termasuk di dalamnya persoalan stunting," jelasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.