Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Teken MoU, Indonesia-Australia Siap Jadi Pemain Utama Baterai Dan Mineral Penting
Selasa, 4 Juli 2023 16:57 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto berharap Indonesia-Australia bisa menjadi pemain utama dalam 'global value chains' baterai dan mineral penting (critical minerals).
Hal ini disampaikan Airlangga saat menyaksikan penandatanganan Rencana Aksi untuk implementasi Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Negara Bagian Western Australia dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) di Sydney, Australia, Selasa (4/7).
Indonesia, sebut Airlangga diproyeksikan menjadi manufacturing powerhouse atau pusat pengolahan dengan potensi cadangan nikel dan tenaga kerja Indonesia yang berlimpah.
Selain itu, Indonesia juga punya kemudahan akses terhadap berbagai bahan baku seperti lithium dan didukung oleh standar dan keahlian dari Australia.
“Penandatanganan Rencana Aksi ini merupakan hal yang penting untuk menangkap peluang dan mempertemukan pihak yang terlibat dalam sektor critical minerals, dengan pihak yang mendukung pembiayaan guna mewujudkan kerja sama yang lebih konkret,” tegas Menko Airlangga, di Sydney, Selasa (4/7).
Sebagai informasi, MoU Rencana Aksi itu diteken oleh Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid, dan Premier of Western Australia, Hon Roger Cook MLA.
Rencana Aksi ini, menurut Ketua Indonesia-Australia Business Council (IABC) George Marantika merupakan tindak lanjut dari komitmen yang dibuat pada B20/G20 November 2022 lalu dan berkaitan dengan kerja sama critical minerals untuk periode 2023-2025.
Kolaborasi ini didukung oleh semangat economic powerhouse yang diusung Indonesia-Australia Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) tepat pada saat tiga tahun implementasinya sejak berlaku tanggal 5 Juli 2023.
Baca juga : Kunker Australia Dan Papua Nugini, Jokowi Bahas Investasi Dan Perdagangan
“Rencana Aksi merupakan tindak lanjut dari komitmen yang dibuat pada B20/G20 November 2022 lalu,” papar Ketua IABC George Marantika.
Kemitraan ini bertujuan untuk mencapai industri baterai dan mineral penting yang memberi nilai tambah, tangguh, dan berkelanjutan di kedua negara.
Dubes RI di Canberra, Siswo Pramono, menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi manufacturing powerhouse dengan cadangan nikel yang melimpah dan tenaga kerja yang berlimpah. Di sisi lain, Australia akan mendukung dengan menyediakan lithium dan keahlian teknis yang dibutuhkan.
"Australia akan menjadi pemasok lithium dan Indonesia akan menjadi pemasok Nikel, di mana keduanya merupakan komponen utama dalam produksi EV," kata Dubes Siswo Pramono.
Baca juga : Ke Indonesia, Wakil PM Inggris Jajaki Kerja Sama Sektor AI Hingga Energi Dan Mineral
Menko Airlangga menegaskan pentingnya penandatanganan Rencana Aksi ini untuk menangkap peluang dan mewujudkan kerja sama yang lebih konkret dalam sektor critical minerals.
Peluncuran Rencana Aksi direncanakan akan dilakukan pada bulan September 2023 di Jakarta dalam kegiatan Dialog Tingkat Tinggi Tahunan, dengan Perth menjadi penyelenggara pada pertemuan tahun berikutnya.
Dalam pertemuan tersebut, Menko Airlangga didampingi oleh Sesmenko Perekonomian, Susiwijono, dan Deputi Kerja Sama Internasional Kemenko Perekonomian, Edi Pambudi.
Penandatanganan Rencana Aksi ini juga melibatkan sejumlah tokoh penting dari kedua negara, seperti Dubes RI di Canberra, Siswo Pramono, Konsul Jenderal Indonesia di Perth, Listiana Operananta, dan Ketua Indonesia-Australia Business Council (IABC), George Iwan Marantika.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya