Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Soal Kerusuhan Wamena

Moeldoko: Ada Provokasi Jelang Sidang PBB

Senin, 23 September 2019 18:02 WIB
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko (Foto: Istimewa)
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kerusuhan pecah di Kota Wamena, Papua, Senin (23/9) pagi tadi. Sejumlah bangunan dibakar massa. Aktivitas pertokoan dan sekolah,  serta kantor pemerintah dan swasta pun lumpuh.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut ada pihak yang sengaja memprovokasi kerusuhan di Wamena, Papua, menjelang Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, Senin (23/9).

"Ya ini kan ada yang memprovokasi untuk memanfaatkan Sidang Umum PBB. Berkaitan dengan di PBB," ujar Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (23/9).

Menurut Moeldoko, provokasi ini datang dari pihak dalam negeri. Tapi ada indikasi juga, provokasi itu turut dilakukan pihak asing. "Ya harapannya, kita kan dipancing melakukan pelanggaran HAM berat. Sehingga, nanti di PBB agenda itu bisa dimasukkan. Kita tahu agendanya ke mana," sambung dia.

Baca juga : Indonesia Vs Kepulauan Mariana Utara, Garuda Muda Menang Banyak 15-1

Eks Panglima TNI itu mengungkapkan, kerusuhan dipicu oleh isu adanya seorang guru yang bertindak rasis kepada siswa Papua. Moeldoko menyebut isu itu tidak benar.

"Kapolri tadi mengatakan tidak ada itu. Sudah dicek ke sekolah, tidak ada yang seperti itu," tegas Moeldoko.

Dia pun mengimbau semua pihak, agar tidak terprovokasi dan terpancing dengan isu itu. "Begini ya, karena situasi ini sekali lagi situasi yang diprovokasi dalam rangka menciptakan situasi untuk konsumsi PBB. Jadi kita harus menyikapi itu dengan tenang dan bijak. Jangan sampai, kita ikut terbawa emosi, terpancing dan seterusnya," imbaunya.

Terkait hal ini, Presiden Jokowi sudah menginstruksikan agar kerusuhan di Wamena diselesaikan dengan cara-cara proporsional dan profesional.

Baca juga : Soal Penyerahan Mandat Ketua KPK, Presiden Diminta Jangan Terjebak

"Caranya, jangan sampai penyelesaian itu membangun emosi. Yang pada akhirnya, aparat melakukan tindakan yang tidak diinginkan," jelasnya.

Moeldoko pun memastikan, tidak ada perintah represif dari Presiden Jokowi dalam penanganan kerusuhan ini.

"Semuanya diminta untuk menahan diri, karena ini sangat berkaitan dengan apa yg terjadi di PBB. Jadi, kita jangan memunculkan situasi yang tidak bagus," ulang Moeldoko.

Soal jumlah korban yang jatuh, berdasarkan laporan Kapolri Jenderal Tito Karnavian kepada Presiden Jokowi, ada prajurit TNI yang meninggal. Sementara dari korps baju cokelat, ada yang luka-luka. Soal korban sipil, Moeldoko mengaku belum mengetahui perkembangan terakhir.

Baca juga : Menhan Sebut Ada Pemberontak Di Papua Yang Serukan Jihad

Kenapa provokator tidak langsung ditindak tegas? "Ya semuanya kan by process," jawab Moeldoko sembari menyatakan, saat ini pembatasan internet belum perlu dilakukan. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.