Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kementan Dorong Model Pertanian Terpadu Zero Waste di Sukoharjo

Jumat, 4 Oktober 2019 15:48 WIB
Suwandi (Foto: Humas Kementan)
Suwandi (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong penerapan model pertanian pangan terpadu zero waste guna mengatasi dampak musim kekeringan. Model ini tengah ditetapkan petani milenial di Sukoharjo, Jawa Tengah.

Menurut Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Suwandi, model pertanian terpadu ini merupakan solusi permanen agar tetap melakukan kegiatan budidaya di musim kekeringan atau kemarau panjang. Dengan demikian, musim kemarau tidak menghalangi petani untuk memproduksi pangan.

"Model pertanian terpadu zero waste sangat menguntungkan karena low input dan pangan yang dihasilkan adalah organik," kata Suwandi saat mengunjungi usaha pertanian dengan model terpadu zero waste di Desa Jagan, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, pekan lalu.

Baca juga : 2020, Kementan Dorong Investor Bangun Tambahan 15 Pabrik Gula Baru

Model pertanian terpadu zero waste di Sukorharjo ini dikembangkan Heri Sunarto, salah seorang petani milenial. Dengan menerapakan model ini, Heri menilai dampak musim kemarau saat ini tidak ada. Konsep pertanian terpadu zero waste ini dengan mengintegrasikan ternak ayam, sapi, ikan lele, sayuran, brambang, padi pandanwangi.

"Saat kemarau kami lakukan pompanisasi air sumur. Sudah berjalan 3 tahun, panen padi 4 kali pertahun, umur 90 hari panen, varietas pandanwangi organik. Limbah jerami untuk sapi 4 indukan dan kotorannya dijadikan pupuk bisa untuk 2 hektar," ujar Heri kepada Suwandi.

Heri menjelaskan tanaman yang budidayakannya tetap menggunakan pupuk urea sebanyak 25 kilogram per hektare, namun sebagai starter saja. Kemudian dipupuk organik dan tanpa pestisida kimiawi. 

Baca juga : Kementerian LHK Segel 62 Lahan Perusahaan yang Terbakar

"Hasilnya, lahan luas 2 hektar, produksinya gabah basah 11 ton perhektar, dijual sendiri ke Jakarta. Kotoran sapi untuk pupuk padat, kami baru memiliki 4 ekor sapi. Semua limbah diproses menjadi input pupuk ke lahan sawah, ini tanah menjadi subur," jelasnya.

Pola pertanian terpadu zero waste terdiri dari ikan lele, ayam, mina padi, sayur hdroponik, dan aqua ponik bawang merah. Ada ratusan kolam bak semen untuk kolam ikan lele dan 60 bak kolam terpal berisi 4.000 ekor per bak kolam terpal bulat terpoly, kerangka besi wiremesh 6 milimeter berikut instalasi air, diameter kolam 3 meter, tinggi 1 meter. Biaya setiap kolam terpal bulat Rp 2 juta dan bisa berumur hingga Rp 7 tahun.

"Budi daya ikan lele modal Rp 12 sampai 13 ribu per kilogram. Dijual Rp 16 ribu per kilogtam. Dalam 1 kilogram ikan isi 10 ekor," sebut Heri. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.