Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Hoaks, Berita Ambon dan Seram Bakal Hilang Akibat Patahan

Sabtu, 12 Oktober 2019 11:21 WIB
Ilustrasi hoaks (Foto: Istimewa)
Ilustrasi hoaks (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di jagat medsos, beredar berita palsu atau hoaks tentang posisi Ambon lease, tepat di atas tebing jurang paling laut paling dalam dunia. Berita ini sama sekali tidak benar. Sehingga, masyarakat tak perlu panik atau khawatir terkait dengan kondisi yang berkembang akhir-akhir ini.

Ahli Tsunami Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menegaskan, berita tersebut adalah hoaks. Gambar batimetri yang disertakan dalam berita tersebut,  telah diedit sedemikian rupa dan diberikan keterangan seakan-akan ilmiah. Namun tujuannya, untuk menyebarkan ketakutan pada masyarakat.

 

Tangkapan layar soal hoaks di WhatsApp yang menyebut Ambon dan Seram bakal hilang karena patahan. (Foto: Istimewa)

 

Baca juga : Menteri Hanif: Yang Antipati dan Enggan Berubah, Akan Ditelan Perubahan

"Gambar tersebut bukanlah foto satelit 3D, karena satelit tidak bisa membuat foto dasar laut. Apalagi, hingga kedalaman 7 km di bawah permukaan laut. Gambar tersebut hanyalah data batimetri biasa yang tersedia banyak di internet, dan kemudian diberi efek ketinggian dan kedalaman yang lebih signifikan. Seakan-akan data ini baru. Padahal, ini adalah data lama dan data biasa saja," ujar Muhari dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (12/10).

Muhari juga menegaskan, asumsi jika terjadi gempa dari palung Banda akan menyeret Pulau Ambon dan Seram adalah tidak benar.

Menurutnya, dalam sejarah gempa dan tsunami di dunia, belum ada gempa yang menghilangkan satu pulau sebesar Ambon. Apalagi, sebesar Pulau Seram.

Muhari juga mengatakan, gempa di kawasan Maluku berpotensi menimbulkan longsoran lokal seperti yang terjadi di Palu pada tahun 2018 lalu, atau di Semenanjung Elpaputih pada tahun 1899. Namun, skalanya bersifat lokal.

Baca juga : Awas, Kelompok Separatis Mau Nyerang Ke Tembagapura

"Ini harus kita sikapi dengan bijak, dengan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan persiapan rencana evakuasi mandiri yang baik," imbuh Muhari.

Mengenai penelitian soal potensi patahan palung Banda oleh Jonathan M. Pownal Gordon S. Lister dan Robert Hall, Muhari mengatakan, penelitian tersebut telah dipublikasikan pada tahun 2016. "Jadi, bukan baru saja dipublikasikan," tegasnya.

Penelitian tersebut sama sekali tidak membahas soal potensi tsunami, atau potensi gempa yang bisa menyeret Pulau Ambon dan Seram.

"Bahkan, dalam hasil penelitian tersebut sangat jelas disebutkan, tidak ada bukti bahwa segmen palung Banda tersebut adalah segmen seismik aktif. Jadi, jika ada berita atau tulisan yang mengaitkan hasil penelitian tersebut dengan prediksi-prediksi kejadian gempa atau tsunami yang akan terjadi di Ambon, maka itu adalah hoaks," terang Muhari.

Baca juga : Gerindra Hilang Urat Malunya

Karena itu, Muhari mengimbau masyarakat untuk tidak terpancing terhadap berita palsu tadi. Berita seperti ini sengaja ditimbulkan untuk membikin masyarakat khawatir, panik, dan takut.

Pasatikan untuk mendapat informasi soal potensi bahaya dan parameter gempa atau tsunami, hanya dari sumber resmi seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.