Dark/Light Mode

Produk Herbal Indonesia Tetap Perkasa Di Tengah Gempuran Barang China

Senin, 4 Desember 2023 16:58 WIB
Foto: Ist
Foto: Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Produk herbal Indonesia diyakini menjadi salah satu komoditas dalam negeri yang mampu bersaing dengan produk asing, khususnya dari China.

Sebabnya, produk herbal lokal tidak mudah ditiru lantaran kandungan dan komposisi bahan yang sulit ditemukan di luar negeri.

Gempuran produk China ditengarai semakin menggeliat di tengah tren e-commerce.

Terutama, ketika platform global asal Negeri Tirai Bambu itu, yaitu Tiktok, mampu mengawinkan platform social media dan e-commerce melalui TikTok Shop.

Banyak produk asal China, terutama kategori skincare, fashion, juga mainan anak membanjiri pasar online dalam negeri.

Namun, hal itu tidak berlaku untuk kategori obat tradisional. Produk lokal masih perkasa ketimbang produk luar negeri.

Salah satu produk herbal lokal yang terus bertumbuh adalah Gizidat, produk yang terbuat dari madu alam Sumatera, temulawak, dan ekstrak ikan sidat.

Baca juga : Mahfud MD: Indonesia Tak Akan Berkah Jika Pemilunya Tak Baik

Gizidat dipasarkan secara online di ecommerce seperti Shopee, Lazada, dan Tokopedia.

“Penjualan Gizidat sepanjang 2022 telah tembus 20 ribu pieces per bulan, dengan pertumbuhan 7-10 persen. Penjualannya di berbagai e-commerce tidak kalah saing dengan produk-produk China,” ujar Nurul Khayatin, Manager Pemasaran PT Rumbaka Gung Triwikrama, yang merupakan principal Gizidat, seperti keterangan yang diterima RM.id, Senin (4/12/2023).

Nurul mengatakan, bahan baku Gizidat yang khas Indonesia menjadikannya sulit ditiru oleh produsen herbal asing.

Produk ini telah dipasarkan selama lebih dari enam tahun dan dikenal dengan manfaatnya memperbaiki pencernaan serta nafsu makan anak.

“Komposisinya yang unik membuat kompetitor tidak mudah menawarkan produk serupa. Sehingga kami cukup percaya diri bisa bersaing dengan produk yang dibuat di luar negeri, atau sekarang misalnya di tengah gempuran produk China di Shopee ataupun TikTok,” papar Nurul.

Karakter unik herbal inilah yang menyebabkan Nurul tidak khawatir penjualannya menurun karena regulasi pemerintah soal penutupan TikTok Shop.

"Untuk kategori produk kesehatan, penutupan Tiktok Shop sepertinya tidak banyak memberi dampak penurunan penjualan," bebernya.

Baca juga : Profil Doni Monardo, Jenderal Yang Berjasa Tangani Bencana Dan Pandemi Covid-19

Pengamat ekonomi yang juga CEO Data Driven Asia, Muhammad Imran Hirawan, juga meyakini produk herbal bisa menjadi komoditas andalan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia.

Nilai lebih dari produk herbal lokal adalah bahan dasarnya tidak perlu impor.

“Kalau kita lihat persaingan industri apparel dengan UMKM China, kita jelas gak bisa bersaing. Karena pembuatan pakaian atau jaket itu butuh katun sebagai bahan dasarnya dan kita masih impor kain 99 persen,” bebernya.

Imran pun menjelaskan, konsekuensi dari impor bahan dasar adalah harga barang siap jual yang melonjak tinggi, jika dibandingkan dengan barang yang diproduksi di negara penghasil bahan dasar.

Hal itu menjadi masalah karena pola jual-beli masyarakat Indonesia masih menjadikan harga sebagai pertimbangan utama.

“Kalau misal kita masuk ke e-commerce, ada jaket kulit asli Garut yang kualitasnya bagus tapi harganya Rp 800 ribu, kemudian ada jaket kulit sintetis yang harganya Rp 250 ribu, saya yakin mereka (masyarakat Indonesia) akan pilih yang lebih murah,” bebernya.

Sementara itu, terkait komoditas herbal dan obat-obatan tradisional, Imran yakin secara harga produk tanah air bisa bersaing.

Baca juga : Stafsus Jokowi: Indonesia Lebih Baik Dipimpin Ganjar

Sebab, Indonesia memiliki banyak jamu dan obat-obatan tradisional yang diproduksi lokal.

Demi mendongkrak nilai jual produk herbal lokal, Imran pun mengusulkan pemerintah dan produsen untuk bersama-sama menggalakkan edukasi masyarakat soal pentingnya mengkonsumsi produk yang sudah tersertifikasi.

Sertifikasi bukan hanya menandakan suatu produk aman untuk dikonsumsi, tapi juga meyakinkan calon konsumen bahwa produk tersebut dibuat sesuai standar yang telah ditetapkan pemerintah.

Bukti kelayakan semakin penting karena saat ini banyak produk herbal ilegal yang beredar di pasar.

“Akreditasi dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan Kementerian Kesehatan itu bisa menambah nilai jual. Karena sekarang razia produk yang tidak terdaftar semakin sering. Artinya BPOM mulai proaktif untuk memberedel herbal dan obat yang tidak terlisensi,” jelas Imran.

Secara marketing, Imran pun menyoroti pentingnya UMKM untuk menerapkan strategi penjualan yang kreatif.

Salah satunya, dengan menonjolkan khasiat yang terkandung dalam produk herbal atau obat-obatan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.