Dark/Light Mode

Indonesia Serius Tangani Perubahan Iklim Dan Geber Target NDC

Rabu, 6 Desember 2023 16:01 WIB
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian LHK Laksmi Dhewanthi (Foto: dok. LHK)
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian LHK Laksmi Dhewanthi (Foto: dok. LHK)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menegaskan keseriusan Indonesia dalam membangun perekonomian yang berketahanan, sejahtera, berkelanjutan, dan inklusif (resilient, prosperous, sustainable, and inclusive economy) dalam pernyataan nasional (national statement) pada World Climate Action Summit (WCAS) 2030, yang merupakan rangkaian agenda COP 28 UNFCCC.

Presiden Jokowi juga menyebut kan, Indonesia telah dan akan terus bekerja keras mencapai net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat. Sekaligus menikmati pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kemiskinan dan ketimpangan terus diturunkan secara signifikan, serta lapangan kerja yang terus tercipta.

Dengan segala keterbatasan, Indonesia terus menurunkan emisi karbon. Antara lain melalui perbaikan pengelolaan pemanfaatan hutan dan penggunaan lahan (Forest & Other Land Use/FOLU), serta mempercepat transisi energi menuju Energi Baru Terbarukan.

Baca juga : Danone Indonesia Serahkan Bantuan Rp 630 Juta Melalui Kedubes Palestina

Terkait hal tersebut, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian LHK, Laksmi Dhewanthi, yang saat ini tengah berada di Dubai mengatakan, penyampaian keberhasilan tersebut, didukung dengan data dan informasi yang akurat, transparan dan kredibel.

Terkait pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK), berdasarkan hasil perhitungan inventarisasi GRK nasional, tingkat emisi GRK di tahun 2022 berada di angka 1.220 Mton CO2e.

Angka ini diperoleh dari masing-masing kategori/sektor yakni Energi (715,95 Mton CO2e), Proses Industri dan Penggunaan Produk (59.15 Mton CO2e), Pertanian (89,20 Mton CO2e), Kehutanan dan Kebakaran Gambut (221,57 Mton CO2e),dan Limbah (133,66 Mton CO2e).

Baca juga : Mewujudkan Indonesia Emas 2045 Memerlukan Penguatan Literasi

"Dibanding tahun sebelumnya (2021), total tingkat emisi naik sebesar 6,9 persen. Namun, apabila dibandingkan dengan emisi business as usual (BAU) pada tahun yang sama, angkanya berkurang 42 persen," terang Laksmi.

Keberhasilan Indonesia dalam menurunkan emisi karbon, juga terlihat di sektor FOLU.
Jika kita perhatikan hasıl pemantauan perubahan tutupan hutan dari tahun 2020 dan 2021, dapat dilihat bahwa Angka Deforestasi Netto Indonesia pada tahun 2021-2022 mengalami penurunan sebesar 8,4 persen.

"Dilihat dari data series setiap periode pengamatan, mulai periode 1996-2000, besaran deforestasi mengalami peningkatan atau pengurangan. Hal itu terjadi karena dinamisnya perubahan penutupan lahan, akibat aktivitas manusia dalam memanfaatkan lahan. Sehingga, mengakibatkan hilangnya penutupan atau penambahan penutupan hutan karena penanaman," jelas Laksmi.

Baca juga : CCEP Indonesia Suarakan Pentingnya Penggunaan Media Sosial Secara Bijak

Merujuk data periode 1996-2000 hingga periode tahun pemantauan 2020-2021, angka deforestasi berhasil diturunkan ke titik terendah dalam 20 tahun terakhir, hingga menyentuh angka 0,11 juta hektare (ha). Berikut rinciannya:

  • 1996-2000: 3,51 juta ha
  • 2000-2003: 1,08 juta ha
  • 2003-2006: 1,17 juta ha
  • 2006-2009: 0,83 juta ha
  • 2009-2011: 0,45 juta ha
  • 2012-2013: 0,73 juta ha
  • 2013-2014: 0,4 juta ha
  • 2014-2015: 1,09 juta ha
  • 2015-2016: 0,63 juta ha
  • 2017-2018: 0,44 juta ha
  • 2018-2019: 0,46 juta ha
  • 2019-2020: 0,12 juta ha
  • 2020-2021: 0,11 juta ha
  • 2021-2022: 0,107 juta ha
  • 2022-2023: 0,105 juta ha (dalam verifikasi akhir)

Laksmi menerangkan, sektor energi memiliki peran strategis dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik melalui proses transisi energi. Khususnya, pengembangan Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan (EBTKE), Rencana Pengembangan PLT Berbasis EBT pada Green RUPTL PLN 2021-2030 dengan mengacu Green RUPTL, pengembangan EBT akan menghasilkan total investasi sekitar 55,18 miliar dolar AS atau setara Rp 855,89 triliun, membuka 281.566 lapangan kerja baru, dan mengurangi emisi GRK sebesar 89 juta ton CO2e.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.