Dark/Light Mode

Gandeng Wageningen University, Kemenkop UKM Kembangkan Start-up Pertanian

Rabu, 24 Januari 2024 20:29 WIB
Menkop UKM, Teten Masduki. (Foto: Ist)
Menkop UKM, Teten Masduki. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) siap menggandeng lembaga dan universitas global dalam mendukung pengembangan start-up, khususnya di sektor pertanian di Indonesia dengan fokus utama mentransformasi sistem pertanian pangan dengan teknologi mutakhir. 

Salah satu pihak yang tengah dijajaki dan dibuka potensi kerja samanya adalah Wageningen University and Research di Belanda, melalui Startlife Agrifoodtech Accelerator yang telah memiliki lebih dari 400 Portofolio Startup, dengan jumlah Mentor lebih dari 50 orang, dan lebih dari 40 Global Partnership Network.  

Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM), Teten Masduki menekankan, transformasi digital di sektor pertanian menjadi pekerjaan rumah sekaligus peluang yang dapat dimanfaatkan startup pertanian. “Universitas Wageningen merupakan yang terbaik di Dunia dan satu-satunya Universitas di Belanda yang secara fokus pada tema Healthy Food dan Living Environment,” kata Teten dalam keterangan resminya, Rabu (24/1/2024).

Pertanian adalah salah satu sektor yang berkontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Pada 2022, kontribusi pertanian terhadap PDB mencapai 12,4 persen. Ini menjadikannya sektor terbesar ketiga yang berkontribusi terhadap PDB.

“Maka, transformasi digital di sektor pertanian menjadi pekerjaan rumah sekaligus peluang yang dapat dimanfaatkan startup pertanian,” kata Menteri Teten. 

Baca juga : Gandeng Hitachi Energy, Pertamina NRE Kembangkan Teknologi Konservasi Energi

Dalam Agritech Report 2020 yang disusun Crowde dan DS Innovate mengungkapkan, hingga 2019 lalu baru 4,5 juta petani memanfaatkan internet. Jumlahnya setara 13,44 persen dari total petani di Indonesia.

E-grocery menjadi salah satu segmen teknologi pertanian (agritech) paling bergairah. Ukuran pasar (market size) online grocery di Indonesia diperkirakan tumbuh hingga 6 miliar dolar AS setara Rp 91,56 triliun pada 2025. Angka itu menjadikan pasar e-grocery Indonesia sebagai salah satu dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara.

Teten mengungkapkan, dalam enam bulan pertama 2023, beberapa perusahaan di industri ini menutup layanannya, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), hingga ada yang berhenti beroperasi.

Beberapa di antaranya Tumbasin, yang tutup, berhenti beroperasi sejak 2 Mei 2023. Lalu Sayurbox, menutup permanen 2 mini hub atau cabang gudang di kawasan Cibubur dan Karawaci per Januari 2023. Sayurbox melakukan PHK terhadap sejumlah karyawannya pada pertengahan April 2023.

Sementara itu, berdasarkan data Tech in Asia, pendanaan yang mengalir ke startup agritech terus meningkat sejak 2018 baik dari jumlah maupun nilai kesepakatan. Nilai pendanaan pada 2022 menembus 376,75 juta  (Rp 5,7 triliun). Jumlah pendanaan startup pertanian pada 2022 meningkat dua kali lipat secara tahunan menjadi 27 pendanaan.

Baca juga : Gandeng PUM Netherlands Senior Experts, Kemenkop UKM Percepat Target 1 Juta Wirausaha Baru

Faktor pendorongnya antara lain pendanaan Seri C yang diraih eFishery dan Sayurbox senilai total 210 juta dolar AS (Rp 3,2 triliun), serta pendanaan Seri A AgriAku sejumlah 35 juta dolar AS (Rp 534 miliar).

“Bila dilihat dari tahapan pendanaannya, pada 2022 terjadi peningkatan pemberian modal tahap awal (pre-seed dan seed) hingga sekitar dua kali lipat secara tahunan,” kata Menteri Teten.

Sejak Januari hingga Juli 2023, pendanaan yang dihimpun startup pertanian mencapai 287,95 juta dolar AS (Rp 4,3 triliun). EFishery menjadi kontributor terbesar dengan total dana terkumpul 270,8 juta dolar AS (Rp 4,1 triliun) dari putaran pendanaan seri D. EdenFarm juga menghimpun modal cukup besar senilai 13,5 juta  dolar AS (Rp 205,6 miliar) dalam putaran pendanaan pra-seri B. 

Menkop UKM mengatakan, e-commerce menjadi model bisnis yang memiliki jumlah pemain paling banyak. Kebanyakan startup pertanian langsung menyentuh konsumen akhir (B2C), sebagian lainnya fokus menyasar pelaku usaha (B2B).

Pengembangan teknologi juga memiliki banyak pemain yang menawarkan produk IoT, kecerdasan buatan (AI), machine learning, dan berbagai software untuk pertanian, perkebunan, serta peternakan.

Baca juga : Lulusan Sampoerna University Pecahkan Rekor Skor Tertinggi Di Asia Tenggara

“Kami juga melihat pertumbuhan pemain baru pada bisnis ini. Salah satu perusahaan yang mulai mendapatkan pendanaan tahap awal adalah Eratani,” ujarnya.

Ada juga Crustea, yang mulai beroperasi pada awal 2023 dan meramaikan sektor akuakultur. Startup ini antara lain menyediakan eco-aerator (alat untuk menyuplai oksigen) kepada para pengusaha budi daya perairan, hingga sistem pemantauan proses budi daya.

“Tak hanya kalangan startup, bagian dari korporasi seperti Agree juga meramaikan ranah agritech. Agree menawarkan solusi end-to-end untuk membantu para petani dan mitranya mengelola lahan hingga memasarkan hasil tani,” katanya. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.