Dark/Light Mode

Tantangan Berat Kementan Menghalau Impor Beras

Jumat, 17 November 2023 21:16 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

RM.id  Rakyat Merdeka -
Oleh:Prof. Dr. Tjipta Lesmana
Analisis Ketahanan Pangan  

Kementerian Pertanian (Kementan) menghadapi tantangan berat untuk menahan impor beras pada tahun ini. Namun berbeda dengan masalah beras tahun-tahun lalu yang ditandai adanya oknum-oknum petinggi pemerintah untuk mengimpor beras dari meraup keuntungan “aduhai”, tahun ini pemerintah tampaknya menghadapi tantangan riil (dalam arti menahan impor beras) karena berbagai faktor. Faktor paling serius adalah elnino cuaca udara/panas yang sangat signifikan.            

Baca juga : Mantan PM David Cameron Tercapai Cita-citanya Jadi Menlu Inggris

Cuaca panas ekstrim (hingga 38 derajat celcius) yang lama menurunkan produksi nasional beras. 

Tahun 2023, produksi beras diperkirakan hanya mencapai 30.895.436 ton, sementara kebutuhan/konsumsi (konsumsi langsung rumah tangga plus konsumsi luar rumah tangga) mencapai 30.897.991ton. Itu berarti kita sudah menembus sedikit defisit beras pada tahun ini. Maka, sejak pertengahan 2023 pemerintah terpaksa impor beras sekitar 3,6 juta ton.                           

Baca juga : Ganjar Sowan Ke Kediaman Gus Mus, Bahas Situasi Indonesia Terkini

Surplus beras pada akhir Desember 2023 diperkirakan bisa mencapai 6.569.990 ton (mudah-mudahan bukan mimpi belaka). Pada awal 2023 kita masih memiliki stok sekitar 3 juta terutama yang ada di gudang-gudang Bulog.  Surplus stok beras di penghujung 2022 terutama mungkin “sumbangan” dari impor beras yang cukup besar pada 2 tahun terakhir; khususnya 2 juta ton dari Thailand dan Vietnam yang dicuigai di luar program resmi pemerintah.            

Mampukah Menteri Pertanian Amran Sulaiman berhasil menjaga masalah nasional beras kali ini seperti yang diimpi-impikan oleh Presiden Jokowi, yaitu mengembalikan rezim swasembada beras seperti yang berhasil dijalankan oleh pemerintah Orde Baru ? Amran Sulaiman adalah Menteri Pertanian yang sangat berhasil ketika menduduki masa kerja periode pertama. Itu pula sebabnya mengapa Jokowi mendadak memanggil kembali Amran ketika Presiden membutuhkan seorang Mentan baru, tatkala Mentan sebelumnya, Syahul Yasin Limpo, menghadapi dugaan korupsi yang sangat menghebohkan.            

Baca juga : Lima Langkah Kesiapan Menghadapi Pandemi Berikutnya

Masalah nasional beras saat ini tidak sepenuhnya memberikan gambaran yang buram. Di beberapa daerah, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Sumatera, surplus produksi beras masih mampu dipertahankan.              

Dengan bantuan dan kerjasama segenap kalangan, khususnya sesama instansi pemerintah serta ketegasan pemerintah pusat untuk tidak “ringan tangan” impor beras, kita percaya Amran Sulaiman mampu melaksanakan beban tugasnya yang tidak ringan!

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.