Dark/Light Mode

Dukung BNPT Tangkal Konten Radikalisme, Pakar: Butuh Keterlibatan Banyak Pihak

Sabtu, 30 Maret 2024 21:44 WIB
Kepala BNPT Komjen Rycko Amelza Dahniel (Foto: BNPTl
Kepala BNPT Komjen Rycko Amelza Dahniel (Foto: BNPTl

RM.id  Rakyat Merdeka - Pakar terorisme, Noor Huda Ismail, mendukung upaya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk terus mencerdaskan masyarakat. 

Salah satu caranya, dengan menyaring dan menyikapi konten-konten bermuatan radikalisme yang bertebaran di dunia maya.

"Saya kira BNPT sudah berusaha untuk terus mengedukasi masyarakat dalam rangka pencegahan," kata Noor Huda Ismail, saat dihubungi, Sabtu (30/3/2024).

Namun, menurut Noor Huda, upaya tersebut bukan tugas BNPT semata. Butuh juga dukungan dari banyak pihak agar upaya tersebut bisa efektif.

Baca juga : Wapres Dukung KPPU Cetak Satu Juta Penyuluh Kemitraan UMKM Berbasis Syariah

"Perlu keterlibatan banyak pihak, terutama dari kalangan pendidik, ustaz, tokoh masyarakat, dan industri," ujar pendiri Yayasan Prasasti Perdamaian ini.

Noor Huda menganggap, konten radikalisme berbahaya lantaran bisa memberikan inspirasi dan validasi untuk melakukan tindakan-tindakan radikal, termasuk aksi teror, kepada mereka yang terpapar.

"Jika sudah masuk ke dalam channel-channel khusus mereka, terutama lewat Telegram, mereka diberikan tutorial yang detail untuk eksekusi aksi," ingatnya.

Noor Huda menambahkan, konten-konten radikalisme di media sosial bisa efektif meradikalisasi penerimanya jika penerima itu memang sedang dalam proses mencari cara untuk 'berjihad' sebagai bentuk dari ekspresi keimanan dirinya.

Baca juga : IAMRA Dan Bahlil Sepakat Hadirkan Akses Layanan Kesehatan Handal

"Terlibat dalam aksi teror bagi mereka adalah bentuk ekspresi iman itu sendiri," kata Noor Huda.

Adapun konten-konten bermuatan radikalisme itu menargetkan sejumlah kelompok rentan, termasuk perempuan, remaja, dan anak-anak.

"Kelompok rentan itu misalnya orang-orang yang sedang belajar Islam dan mereka yang memang sudah simpati dengan kelompok radikal," tandas Noor Huda.

Sebelumnya, Direktur Pencegahan BNPT Irfan Idris menegaskan, BNPT terus berupaya mencerdaskan masyarakat untuk menyaring dan menyikapi konten bermuatan radikalisme di dunia maya.

Baca juga : Tingkatkan Kompetensi, PNM Beri Pelatihan Batik Ecoprint Ke Nasabah

Dia memaparkan, sepanjang periode Juli 2023 hingga Maret 2024, terdapat 5.731 konten terkait radikalisme, ekstremisme, dan terorisme di dunia maya.

Konten-konten tersebut harus mendapat perhatian serius lantaran berdampak besar pada kelompok rentan, seperti perempuan, remaja, dan anak-anak.

"Konten radikal tidak boleh dibiarkan merasuk dan merusak pikiran masyarakat, teruama anak bangsa, yang hari ini menyasar perempuan, anak, dan remaja atau pemuda," tegas Irfan Idris, Selasa (26/3/2024). 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.