Dark/Light Mode

Pemerintah Antisipasi Lonjakan Konsumsi Energi Jelang Idul Fitri

Senin, 8 April 2024 13:27 WIB
Pemerintah menjamin ketersedian pasokan energi pada libur Ramadan dan Idul Fitri 2024, meski ada lonjakan permintaan, khususnya BBM.(Ilustrasi: Istimewa)
Pemerintah menjamin ketersedian pasokan energi pada libur Ramadan dan Idul Fitri 2024, meski ada lonjakan permintaan, khususnya BBM.(Ilustrasi: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjamin ketersedian pasokan energi pada libur Ramadan dan Idul Fitri 2024, meski ada lonjakan permintaan, khususnya untuk Bahan Bakar Minyak (BBM).

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, peningkatan konsumsi dan penyediaan energi jadi fokus perhatian Pemerintah. Hal itu selaras dengan kelancaran pelayanan pendistribusian.

Hasil pemantauan tim Satuan tugas Ramadan dan Idul Fitri (Satgas RAFI 2024), terjadi lonjakan konsumsi nasional pada BBM jenis bensin dan solar hingga Sabtu, 6 April 2024.

“Hal ini seiring dengan pergerakan jumlah pemudik, menyusul berakhirnya aktivitas perkantoran,” kata Arifin dalam keterangan resmi Kementerian ESDM, Sabtu (6/4/2024).

Baca juga : Menteri ESDM Antisipasi Lonjakan Konsumsi Energi Jelang Libur Lebaran

Dia merinci, untuk BBM jenis pertalite permintaannya naik hingga 11 persen. pertamax naik 24 persen, pertamax turbo naik 90 persen serta kerosene naik 43 persen, dibandingkan hari normal. Sedangkan BBM jenis solar mengalami kenaikan 9 persen, dexlite naik 29 persen, dan pertamina dex naik 33 persen.

“Lebaran kali ini jumlah pemudiknya lebih banyak dibanding 2023. Karena itu, perlu diperhatikan juga kantong-kantong (lokasi pengisian BBM) yang relatif padat dilalui pemudik,” kata Arifin.

Dia juga menjelaskan, pergerakan pemudik terpusat ke arah Sumatera, Jawa dan Nusa tenggara pada pekan terakhir. Seiring dengan realisasi harian BBM di sejumlah provinsi, Sumatera Selatan menjadi wilayah tertinggi mengalami peningkatan permintaan bensin, sebesar 27 persen.

Disusul Lampung (26 persen), Bengkulu dan Nusa Tenggara Timur (23 persen); Bali, Bangka Belitung dan nusa tenggara Barat dan (16 persen); Jawa Barat dan Jawa Tengah (13 persen); DI Yogyakarta dan Jawa Timur (12 persen), Banten (9 persen) dan DK Jakarta (6 persen).

Baca juga : Elnusa Dukung Pasokan Energi Nasional Selama Ramadan dan Idul Fitri

Selanjutnya, Nusa Tenggara Timur (24 persen). Diikuti oleh Bengkulu dan DK Jakarta (19 persen), Sumatera Selatan (17 persen), Banten (14 persen), Jawa Barat (13 persen), Jawa tengah dan Nusa Tenggara Barat (11 persen), Jawa Timur (8 persen), Bangka Belitung (7 persen), Lampung (6 persen) dan Bali (3 persen).

Sebaliknya, ada beberapa daerah yang mengalami penurunan konsumsi solar seperti di Yogyakarta (-9 persen) dan Jambi (-7 persen).

“Untuk sektor industri, konsumsi solar turun drastis sebanyak 22 persen, tapi pada armada laut naik 17 persen,” jelas Arifin.

Arifin mengutarakan, selain ketersedian BBM di jalur mudik, pergerakan kendaraan pada destinasi wisata juga menjadi salah satu yang perlu diantisipasi dan terpenuhi.

Baca juga : Menteri ESDM Apresiasi PLN Jaga Keandalan Listrik Selama Ramadan dan Idul Fitri

Kendati begitu, pengawasan yang terintegrasi berbasis digital, seperti implementasi kode QR, harus dikawal ketat agar penya luran BBM bisa sesuai dengan yang sudah ditentukan.

Selain BBM, pergerakan grafik konsumsi juga nampak dari pemanfaatan Avtur yang melonjak hingga 15 persen dan Liquified Petroleum Gas (LPG) sektor rumah tangga sebesar 2,1 persen .

“Kecukupan energi harus tetap dijaga demi menjamin kenyamanan mudik,” tegas Arifin.

Arifin juga meminta kepada PT Perusahaan Listrik negara (Persero) agar siap sedia memastikan pasokan listrik tidak mengalami gangguan selama masa liburan Idul Fitri berakhir.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.