Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Dapat Tugas Banyak Dari Jokowi
Kiai Ma`ruf Bisa Sehebat Pak JK?
Senin, 18 November 2019 07:14 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi tidak memposisikan Wapres Ma’ruf Amin cuma sebagai ban serep. Jokowi memberikan banyak tugas ke mantan Rais Aam PBNU ini.
Mulai dari mengurusi kesejahteraan, pengembangan ekonomi syariah, sampai penumpasan teroris dan radikalisme. Dengan banyaknya tugas ini, apakah Kiai Ma’ruf bakal sehebat Jusuf Kalla?
Tugas-tugas untuk Kiai Ma’ruf itu disampaikan Jubir Wapres, Masduki Baidlowi. Masduki menyatakan, Jo kowi ingin kinerja pemerintahan efektif dan berjalan cepat. Makanya, Kiai Ma’ruf pun banyak mendapatkan porsi.
Tiga yang utama adalah pemberantasan radikalisme dan penumpasan teroris, peningkatan kesejahteraan, serta pengembangan ekonomi syariah.
“Sementara Pak Presiden urus ekonomi,” kata Masduki, saat dikontak Rakyat Merdeka, tadi malam.
Hal itu dipertegas Mendagri, Tito Karnavian. Bahkan, Tito menyebut penanganan pemberantasan terorisme yang sebelumnya di bawah komando Menko Polhukam, kini langsung di bawah Wapres.
Sebenarnya, tak ada aturan rigid soal pembagian tugas Presiden dan Wapres. Dalam konstitusi, peran dan tugas seorang wapres, sebetulnya tak jauh beda dengan tugas seorang menteri. Tugasnya sama-sama membantu presiden.
Baca juga : Top, Palembang Ke Lampung Bisa Ditempuh 3 Jam
Namun, pada kenyataannya, tidak ada one man show atau presiden yang bekerja seorang diri. Sejak era SBY-JK (2004-2009), pembagian tugas presiden dan wapres seperti sudah jadi kesepakatan tak tertulis.
SBY misalnya, memilih mengurusi politik dan keamanan, JK urusi ekonomi dan kesejahteraan.
Di era pertama, Jokowi dan JK juga melakukan pembagian tugas, meski tak terlalu jelas. Jokowi selalu melibatkan JK dalam berbagai masalah.
Pembagian yang paling kentara adalah Jokowi blusukan ke daerah memastikan pembangunan infrastruktur berjalan, JK yang jaga kandang. Yaitu dengan mempersiapkan program pemerintah, pengentasan kemiskinan dan sebagainya.
Selain itu, JK juga diberi peran dalam diplomasi luar negeri.
Dalam suatu kesempatan bertemu para pemimpin redaksi media massa di Istana, sebelum dilantik menjadi presiden untuk periode kedua, Jokowi menyatakan tak perlu ada pembagian tugas antara presiden dan wapres.
"Banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan,” kata Jokowi.
Baca juga : Jokowi Keluar Bantengnya
Bahkan Jokowi menyatakan, andai Presiden dan Wapres tidak tidur pun, semua masalah yang ada tidak akan terselesaikan. “Pak Kiai bisa ke ASEAN, bisa ke OKI, bisa ke PBB juga,” kata Jokowi.
Tugas-tugas Ma’ruf sudah terlihat sejak awal dilantik. Satu hari setelah dilantik, dia langsung terbang ke Jepang untuk menghadiri pelantikan Kaisar Negeri Sakura itu.
Setelah itu, Ma’ruf juga banyak melakukan banyak kegiatan. Jumat lalu, Ma’ruf memanggil sejumlah menteri dan kepala lembaga penanganan radikalisme dan teroris ke kantornya. Pejabat yang ikut antara lain Mendagri, Tito Karnavian; Menag, Fachrul Razi; Mendikbud, Nadiem Makarim; Kepala BNPT, Suhardi Alius; dan Wakapolri, Komjen Ari Dono.
Kemarin, Ma’ruf menghadiri acara jalan pagi ‘Interfaith Walk 2019 Pemuda Lintas Agama’ di kawasan CFD Sudirman-Thamrin.
Ma’ruf datang dengan gaya sporty. Mengenakan kaos, celana panjang, sneakers, topi, serta jam tangan. Kedatangan Ma’ruf disambut Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar.
Soal agenda kerja, Ma’ruf juga akan melanjutkan tradisi JK yaitu ngobrol bareng awak media. Kalau JK setiap Rabu, Ma’ruf memilih setiap Jumat. Dengan banyaknya tugas yang diserahkan Jokowi ini, bisakah Ma’ruf sehebat Pak JK?
Pengamat Politik UIN Jakarta Pangi Syarwi Chaniago, memberikan beberapa catatan soal ini. Kata dia, publik perlu memberi kesempatan ke Kiai Ma’ruf untuk menjalankan tugas tersebut.
Baca juga : Ada Apa dengan Puan?
Lagi pula, tidak fair dan tidak adil membandingkan Kiai Ma’ruf dengan JK. Keduanya punya latar belakang berbeda. Juga memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Dia menilai, tiga tugas yang diberikan Jokowi kepada ke Kiai Ma’ruf sudah pas. Kiai Ma’ruf yang punya latar belakang NU dan MUI dianggap bisa menyelesaikan persoalan radikalisme secara komprehensif.
Kiai Ma’ruf dinilai bisa berkomunikasi dengan BNPT dan Kementerian Agama. Begitu juga soal UMKM dan ekonomi syariah. “Ini juga bidang yang tak asing bagi Wapres. Saya kira Wapres bisa menjalaninya dengan baik,” kata Pangi, saat dikontak Rakyat Merdeka, tadi malam.
Menurut dia, Presiden dan Wapres memang harus membagi tugas. Agar tidak berada dalam satu panggung yang akhirnya justru kontraproduktif. Atau terjadi matahari kembar dalam pemerintahan.
Dengan pembagian tugas yang jelas itu diharapkan, Wapres bisa bergerak dengan bebas tanpa khawatir terjadi tumpang tindih.
"Dengan tugas tersebut wapres bukan lagi sebagai ban serep atau pelengkap,” ucapnya. [BCG]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya