Dark/Light Mode

Ancam Gigit Aparat Nakal

Jokowi Keluar Bantengnya

Kamis, 14 November 2019 07:23 WIB
Presiden Jokowi saat menyampaikan pidato pembukaan rapat Koordinasi Nasional Indonesia Maju antara Pemerintah Pusat dengan Forkopimda di Sentul, Bogor, Rabu (13/11). (Foto: Twitter@Sekretariat Kabinet)
Presiden Jokowi saat menyampaikan pidato pembukaan rapat Koordinasi Nasional Indonesia Maju antara Pemerintah Pusat dengan Forkopimda di Sentul, Bogor, Rabu (13/11). (Foto: Twitter@Sekretariat Kabinet)

RM.id  Rakyat Merdeka - Preaiden Jokowi yang biasa bicaranya lembut, ada guyonnya, kemarin, keluar “bantengnya”. Galak. Juga keras. Hal itu terlihat saat Jokowi menyampaikan pidato pembukaan rapat Koordinasi Nasional Indonesia Maju antara Pemerintah Pusat dengan Forkopimda di Sentul, Bogor.

Salah satu isi pidatonya, Jokowi menginstruksikan jajarannya mendukung penuh agenda pemerintah di periode keduanya. Jangan ada lagi pejabat atau aparat yang macam-macam. Kalau masih ada aparat yang nakal, Jokowi mengancam akan menggigitnya sendiri.

Memang, selama lima tahun jadi presiden, jarang sekali Jokowi marah. Kalau pun marah, mugkin masih bisa dihitung dengan jari. Selama ini Jokowi di kenal sebagaimana orang Solo yang halus dan lembut bicaranya. Juga ramah dan satun. Jarang mem bentak. Namun kemarin, Jokowi agak beda. “Saya gigit”. Begitu, kata Jokowi.

Pemilihan diksi ini bukan yang pertama. Jokowi pertama kali mengungkapkannya di acara HUT Nasdem awal pekan kemarin. Saat itu, Jokowi bicara soal usahanya mengurangi impor. Ia tak ingin ada yang menghalanginya. Yang berani menghalangi akan dia gigit sendiri.

Jokowi kembali mengeluarkan ancaman serupa, kemarin. Di acara yang dianggap bukan acara biasa. Jokowi menyebutnya sebagai pertemuan terbesar dan terlengkap yang dihadiri unsur pemerintah pusat dan daerah. Total ada 2.693 peserta terdiri atas kepala daerah, DPRD, kepolisian, kejaksaan dan TNI. Acara digelar untuk mensinergikan pusat dan daerah dalam menyukseskan program pemerintah.

Baca juga : Ada Apa dengan Puan?

Jokowi mengawali sambutannya dengan menceritakan sejumlah agenda besar yang akan dijalankan di periode kedua pemerintahannya. Beberapa di antaranya adalah menciptakan lapangan kerja, memperbaiki iklim investasi, dan menyelesaikan defisit neraca perdagangan. Ia minta semua jajarannya mendukung penuh agenda tersebut. “Ingat masih ada 7 juta rakyat yang belum memiliki pekerjaan. Ini tugas kita bersama,” kata Jokowi.

Eks Gubernur Jakarta itu ingin jajarannya memberbaiki iklim investasi. Karena itu, kalau ada orang yang mau berinvestasi di daerah, segera berikan dukungan penuh agar investasi tersebut terealisasi. Jangan dipersulit. Yang sering kali terjadi adalah investor tidak dilayani dengan baik. Akhirnya investasinya gagal terealisasi.

Alasan lain, karena banyak sekali aturan dan perizinan yang harus diurus investor. Karena itu. Jokowi minta pemerintah daerah menyederhanakan aturan.

Menurut dia, regulasi yang ramping dan tak berbelit-belit akan memungkinkan pemerintah bergerak cepat dan menjadi lebih fleksibel dalam menanggapi peru bahan global.

“Jangan sedikitsedikit bikin aturan. Semua diatur malah kita terjerat sendiri,” tuturnya.

Baca juga : Mahalnya Tiket Pesawat Jadi Kendala Industri Pariwisata

Jokowi menilai, memperbaiki iklim investasi ini bukan hanya untuk menciptakan lapangan kerja. Tapi juga untuk memperbaiki neraca transaksi berjalan dan neraca perdagangan yang selalu defisits selama bertahuntahun. Nah, karena itu Jokowi minta kepada penegak hukum bekerja sama. Jangan ada lagi pungli. Ia juga minta aparat menjaga kepastian hukum dan memberi rasa aman.

“Saya ingatkan (kepada para penegak hukum), jangan menggigit orang yang benar. Kalau yang salah, silakan digigit. Tapi, yang benar jangan sam pai digigit dan jangan purapura salah gigit,” ujarnya.

Jokowi juga meminta aparat hukum tak mengancam para pejabat atau pelaku bisnis yang sedang berinovasi. “Tugas saudara-saudara adalah menggigit siapapun yang memiliki niat buruk untuk mengganggu agenda-agenda besar strategis bangsa kita,” ucapnya.

Jokowi mengaku tahu banyak penegak hukum yang menakut-nakuti dan memeras pejabat serta pengusaha. Ia mengancam aparat penegak hukum tak mengulangi tindakan itu. Kata dia, kalau masih ada aparat yang nakal, ia tak segan untuk menindaknya.

Jokowi akan mendata oknum penegak hukum yang bandel. Lalu menyerahkannya ke Kapolri Jenderal Idham Azis dan Jaksa Agung ST Burhanuddin.

Baca juga : Ini Kata Jokowi Soal Wacana Pelarangan Cadar dan Celana Cingkrang

“Saya minta tolong cek, copot, pecat, gitu saja sudah. Itu setop, yang kayak gitu setop, jangan diterus teruskan,” tegas Jokowi.

Selain itu, Presiden meminta TNI dan Polri dan para penegak hukum untuk menjaga kewibawaan. Ia meminta agar kewibawaan tersebut dimanfaatkan untuk mendukung agenda besar bangsa Indonesia. “Saya sudah wanti-wanti, kalau di area ini masih ada yang bermain-main, akan saya gigit sendiri,” ujarnya.

Warganet ikut mengomentari pidato Jokowi ini. Menurut akun @FaGtng, apa yang disampaikan Jokowi ini campuran antara gaya Solo dan seorang kader banteng. “Halus tapi tegas. Halus tapi nyelekit. Makjleb,” ujarnya. Pemilik akun Elka Kael menilai apa yang di sampaikan Jokowi ini memang sudah jadi rahasia umum. Banyak pengusaha muda yang baru merintis usahanya dicari-cari masalah dan dipidanakan. Dipermasalahkan sertifikasinya, ijinnya dan lainlain. ujung-ujungnya jadi ATM. “Semoga saja aparat nakal jadi insyaf,” ucapnya.

Agung Sedayu N di laman komentar detiknews menyebut lembaga penegak hukum memang harus dievaluasi dan diperbaiki.[BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.