Dark/Light Mode

Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana

PUPR Minta Pemda Optimalkan Tempat Evakuasi Sementara

Kamis, 17 Januari 2019 10:31 WIB
Tempat Evakuasi Sementara (TES) di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. (Foto: Kementerian PUPR)
Tempat Evakuasi Sementara (TES) di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. (Foto: Kementerian PUPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah melakukan sejumlah langkah wujud kesiapsiagaan terhadap bencana.  Hal ini dilakukan, mengingat wilayah Indonesia yang terletak dalam area "Cincin Api Pasifik", sangat memungkinkan timbulnya bencana sewaktu-waktu.

Langkah kesiapsiagaan itu antara lain mendorong penerapan building code, pembangunan rumah tahan gempa, pembangunan Tempat Evakuasi Sementara (TES), dan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai zona evakuasi.

Kementerian PUPR, melakulan pembangunan TES bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), di beberapa daerah yang memiliki risiko tinggi bencana tsunami.

Pada 2014-2015, Kementerian PUPR telah menyelesaikan konstruksi 12 TES, dengan desain teknis dari BNPB. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan dan pemeliharaan TES, Kementerian PUPR telah menghibahkan ke-12 TES tersebut menjadi aset Pemerintah Daerah (Pemda) pada 2017.

Baca juga : Menteri Sofyan Perintahkan Pemda Percepat Perda RTR

Harapannya,TES dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan daerah, dalam mengantisipasi potensi bencana tsunami. Misalnya, penggunaan TES dalam simulasi kesiapsiagaan bencana.

Presiden Joko Widodo dalam Rapat Terbatas mengenai Peningkatan Kesiagaan Menghadapi Bencana, di Kantor Presiden Jakarta, Senin (14/1), meminta agar dilakukan simulasi latihan penanganan bencana secara berkala dan berkesinambungan secara rutin.

Pembangunan 12 TES ini juga menjadi percontohan bagi Pemda lainnya untuk memiliki fasilitas serupa di daerahnya. Menjalankan upaya preventif untuk meminimalisir jumlah korban jiwa dan luka-luka.

"Bencana tsunami yang terjadi di Sulawesi Tengah, Banten dan Lampung menjadi pelajaran yang berharga bagi Indonesia bahwa perencanaan dan kesiapan infrastruktur dan kesiagaan masyarakat mengantisipasi potensi bencana harus dievaluasi untuk ditingkatkan di seluruh daerah," tutur Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (17/1).

Baca juga : Segera Terapkan Hilirisasi Pertanian

Dijelaskan, bangunan TES ini bukan untuk tempat evakuasi akhir. Ini adalah sebuah fasilitas umum yang dapat dijangkau oleh para penyintas (survivor), dalam beberapa menit setelah peringatan terjadinya tsunami diumumkan. Sehingga berlokasi tidak jauh dari pantai. Minimal 500 meter.

Basuki menjelaskan, bangunan juga disyaratkan menggunakan konstruksi tahan gempa. Sebab, kejadian tsunami kerap didahului gempa bumi dan kemungkinan gempa susulan. Desainnya juga telah mempertimbangkan kondisi khas yang dihadapi pada masing-masing lokasi, ketersediaan lahan, kapasitas orang yang perlu ditampung, serta perkiraan ketinggian arus air maupun inundasi yang mungkin terjadi di kawasan tersebut.

"Berbeda dengan bangunan umumnya, TES tidak memiliki dinding-dinding pemisah atau pagar. Tujuannya, agar bisa mudah diakses oleh masyarakat pada saat terjadi tsunami," papar Basuki.

Dinding permanen juga tidak diperkenankan. Ini dimaksudkan agar tidak ada bidang-bidang yang menahan laju arus air yang berisiko menambah beban pada struktur bangunan. Selain itu, juga bertujuan mengurangi potensi debris bangunan, akibat terjangan arus tsunami.

Baca juga : Presiden Pastikan Penanganan Pasca Bencana Tsunami Berjalan Baik

Untuk diketahui, pada 2014, telah dibangun 10 TES yang terletak di Kecamatan Koto Tangah I, Kota Padang, Sumatera Barat; TES Kecamatan Koto Tangah II Kota Padang, Sumatera Barat; TES Kelurahan Teluk Sepang, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu, Bengkulu; TES Desa Rawa Indah, Kecamatan Ilir Talo, Kabupaten Seluma, Bengkulu.

Lalu, juga ada TES Desa Labuhan, Kecamatan Labuhan, Pandeglang, Banten; TES Desa Muara, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Banten; TES Desa Bangsal, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB; TES Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, Aceh; dan TES Desa Serangan, Kota Denpasar, Bali.

Tahun 2015, dibangun tiga TES yakni TES Desa Ulak Karang, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat; TES Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta; dan TES Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Meski dirancang sebagai tempat evakuasi, pada keadaan normal, TES juga dapat digunakan sebagai balai pertemuan warga, tempat ibadah, atau menara pandang. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.