Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tangkal Radikalisme Di Masjid-masjid Pemerintah

JK Minta Pengurus Dipimpin Pejabat Yang Paham Agama

Senin, 26 November 2018 10:26 WIB
Wapres RI, Jusuf Kalla. (Foto: IG @jusufkalla)
Wapres RI, Jusuf Kalla. (Foto: IG @jusufkalla)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) meminta para pejabat tinggi yang memahami agama memimpin masjid-masjid di kantor pemerintahan supaya mudah diawasi. Hal itu disampaikan JK yang juga Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) menanggapi temuan 41 masjid di lingkungan pemerintah yang terpapar radikalisme.

Ia mengatakan, saat ini kebanyakan masjid-masjid di kantor pemerintahan dikelola oleh pegawai tingkat bawah. JK meyakini, paham radikal tak akan masuk bila masjid dikelola oleh pejabat tinggi yang kompeten ilmu keagamaannya.

Baca juga : Mendagri Minta Ormas Pilih Siapa Kawan & Siapa Lawan

“Jadi kami minta pengurus masjid itu diketuai oleh pejabat lebih tinggi yang memahami keagamaan dan juga menguasainya. Sehingga bisa tersaring sistemnya itu,” kata JK, usai menghadiri penutupan Rapat Kerja Nasional I DMI di Jakarta, kemarin. Ia mengatakan, DMI akan mengundang perwakilan yang masjidnya dilaporkan terpapar radikalisme untuk dimintai penjelasan.

“Ini segera ini akan kami panggil dan undang mereka. Itu kami akan undang masjid-masjid pemerintah untuk mengevaluasi, memperbaiki,” ujarnya.

Baca juga : Agus Pambagio: Terapkan Denda Maksimal Saja!

Sebelumnya, Juru Bicara Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto mengungkapkan, temuan soal 41 masjid di lingkungan pemerintah yang terpapar radikalisme didapat dari hasil survei oleh Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) Nahdlatul Ulama.  Temuan tersebut diungkapkan Kasubdit di Direktorat 83 BIN, Arief Tugiman, dalam diskusi terkait peran ormas Islam dalam NKRI, di kantor Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) Jakarta, beberapa waktu lalu.

Wawan mengatakan, hasil survei tersebut kemudian didalami lebih lanjut oleh BIN. “Survei dilakukan oleh P3M NU, yang hasilnya disampaikan kepada BIN sebagai early warning dan ditindaklanjuti dengan pendalaman dan penelitian lanjutan oleh BIN,” kata Wawan.

Baca juga : Yang Belum Balik Nama, Ayo Buruan!

Kategori radikalisme tersebut, lanjut dia, dilihat dari konten yang dibawakan penceramah di masjid tersebut. Ia mengatakan, terdapat sekitar 50 penceramah dengan konten menjurus radikalisme. “Jadi, konten ceramahnya yang kami utamakan, karena itu kan setahun sudah ada daftar penceramahnya. Kalau masjidnya sih enggak ada yang radikal, tapi penceramahnya,” terang dia.

Wawan mengatakan, keberadaan masjid di lingkungan pemerintah seharusnya steril dari hal-hal yang berbau radikal. Hal tersebut merupakan salah satu upaya BIN menjaga persatuan di Indonesia. Ke depannya, BIN berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk melakukan pemberdayaan agar tercipta ceramah
yang lebih sejuk.  [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.