Dark/Light Mode

Bisa Ngirit Devisa Rp 56 T, Jokowi Minta Pengembangan Kilang TPPI Segera Diselesaikan

Sabtu, 21 Desember 2019 19:50 WIB
Presiden Jokowi saat meninjau Kilang TPPI di Tuban, Jawa Timur, Sabtu (21/12). Menteri BUMN Erick Thohir, Komut Pertamina Basuki Tjahaja Purnama,  Dirut Pertamina Nicke Widyawati, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa turut mendampingi Jokowi dalam kunjungan tersebut. (Foto: Istimewa)
Presiden Jokowi saat meninjau Kilang TPPI di Tuban, Jawa Timur, Sabtu (21/12). Menteri BUMN Erick Thohir, Komut Pertamina Basuki Tjahaja Purnama, Dirut Pertamina Nicke Widyawati, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa turut mendampingi Jokowi dalam kunjungan tersebut. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi meminta pengembangan area kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur bisa segera diselesaikan secepatnya.

Kawasan TPPI tersebut akan dikembangkan menjadi industri petrokimia nasional, yang menghasilkan beragam produk turunan petrokimia dan produk Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Ya, ini kilang TPPI (Trans Pacific Petrochemical Indotama). Ini adalah merupakan salah satu kilang yang terbesar di negara kita, yang dapat menghasilkan produk aromatik. Baik para-xylene, ortho-xylene, bensin, toluene, atau heavy aromatic. Selain itu, juga penghasil BBM, premium, pertamax, elpiji, solar, kerosene. Ini bisa untuk semuanya. Potensinya besar," kata Presiden kepada awak media seusai peninjauan kilang tersebut, Sabtu (21/12).

Perintah untuk segera menyelesaikan pengembangan area kilang TPPI itu, langsung disampaikan Jokowi kepada Menteri BUMN Erick Thohir, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, dan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama.

 

Presiden Jokowi (kanan) bersama Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (kiri) di sela kunjungan ke kilang TPPI di Tuban, Jawa Timur, Sabtu (21/12). (Foto: Istimewa)

Terlebih, Jokowi mengaku telah cukup lama menunggu penyelesaian kilang tersebut.

Baca juga : Jokowi Jengkel, Tak Ada Satu Pun Kilang Yang Dibangun

"Oleh sebab itu, tadi saya sampaikan kepada Menteri BUMN, Dirut Pertamina, dan Komut Pertamina agar tidak lebih dari 3 tahun, harus rampung semuanya. Mintanya tadi 4 tahun, 3 tahun harus rampung semuanya. Entah itu dengan kerja sama, atau dengan kekuatan sendiri. Saya kira, ada pilihan-pilihan yang bisa diputuskan segera. Saya minta, di bulan Januari nanti, sudah ada kejelasan mengenai ini. Karena saya sudah menunggu 5 tahun," jelasnya.

Kilang TPPI sudah dibangun sejak lebih dari dua dekade lalu. Namun, tersendat karena beberapa masalah.

Setelah TPPI diakuisisi, Pertamina akan membangun TPPI menjadi pabrik petrokimia terpadu.

Bila telah berproduksi secara penuh, kilang TPPI memiliki potensi yang bisa menghemat devisa hingga 4,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp 56 triliun.

"Kalau produksinya sudah maksimal, ini bisa menghemat devisa 4,9 miliar dolar AS. Gede sekali. Kurang lebih Rp 56 triliun. Ini merupakan substitusi. Karena setiap tahun kita impor, impor, impor. Padahal kita bisa buat sendiri, tapi tidak kita lakukan," terang Jokowi.

Dalam berbagai kesempatan seperti rapat terbatas, rapat paripurna, hingga rapat dengan kepala daerah, Jokowi telah berulang kali menyampaikan pentingnya substitusi produk-produk impor. Salah satunya, petrokimia.

Baca juga : Bikin Boros Anggaran, Jokowi Minta Stop Tumpang Tindih Agenda Riset

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu berharap, setelah berproduksi maksimal, industri petrokimia ini dapat membantu menyelesaikan masalah defisit transaksi berjalan yang dialami Indonesia.

"Kita harapkan, kalau ini benar-benar bisa berproduksi maksimal, yang namanya current account deficit, neraca kita akan menjadi jauh lebih baik. Ini salah satu kuncinya ada di sini. Artinya apa? Ini adalah menyelesaikan masalah, menyelesaikan persoalan. Menyelesaikan problem dari agenda besar negara ini, yang sudah puluhan tahun enggak rampung-rampung," ungkapnya.

Terkait kepemilikan saham, setelah restrukturisasi, Pertamina memegang saham mayoritas sebesar 51 persen. Sementara 47 persen saham dipegang oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan. Sedangkan 2 persen sisanya, masih dipegang pemilik lama yaitu PT Silakencana Tirtalestari.

"Ya masih 2 persen, tapi akan segera kita selesaikan. Januari yang saya bilang tadi, harus rampung," tandas Jokowi.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dalam siaran persnya menyatakan, peluang pasar bisnis petrokimia di Indonesia berkisar di angka Rp 40-50 triliun per tahun. Selain itu, bisnis petrokimia mempunyai margin lebih tinggi dibanding BBM.

"Pembangunan komplek industri Petrokimia akan lebih menjamin keberlanjutan bisnis perseroan, karena sesuai dengan tren bisnis masa depan," ujar Nicke.

Baca juga : Kadin dan DSI Dorong Percepatan Industri Berbasis Serat Alam

Pembangunan industri petrokimia, lanjut Nicke, juga akan lebih efisien karena diintegrasikan dengan kilang. Sehingga, produk samping petrokimia dapat dimanfaatkan kembali oleh kilang. Baik untuk bahan bakar kilang itu sendiri, maupun dapat menjadi produk BBM.

"Infrastruktur penunjang dan utilitas juga dapat dimanfaatkan secara bersama-sama, dengan menurunkan biaya energi hingga 10 persen dan biaya personel 10 persen. Sehingga, biaya operasional turun sampai 15 persen," jelas Nicke.

Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana saat meninjau kilang TPPI antara lain, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Selain itu hadir pula Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama, Presiden Direktur PT TPPI Yulian Dekrie dan Direktur Utama PT Tuban Petro Sukriyanto. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.